
Inovasi Kuliner Nusantara: Tradisi Bertemu Modernitas
Lifestyle | 10 Dec 2024 - 18:31 WIB
2025-04-09 09:30:27
Antusiasme publik terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia tengah memuncak. Usai performa gemilang di berbagai laga internasional, terutama dalam ajang kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia, euforia suporter terlihat jelas di berbagai penjuru negeri. Salah satu bentuk dukungan fans adalah lewat pembelian merchandise resmi, termasuk jersey Timnas.
Namun, di tengah semangat yang tinggi, muncul fenomena menarik: banyak pengunjung di berbagai gerai Indomaret yang batal membeli jersey Timnas. Beberapa gerai bahkan melaporkan antrian panjang yang berakhir dengan pembeli yang pergi tanpa jadi membeli. Fenomena ini memicu pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi?
1. Harga Tidak Sesuai Ekspektasi
Salah satu alasan utama pembatalan pembelian adalah persoalan harga. Meski Indomaret memasarkan jersey Timnas dengan embel-embel “resmi” dan “edisi terbatas”, banyak pembeli yang terkejut mengetahui harga jualnya berkisar antara Rp 349.000 hingga Rp 399.000. Di beberapa lokasi bahkan mencapai lebih dari itu karena variasi model dan ukuran.
“Awalnya saya kira harganya sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribuan. Ternyata hampir Rp 400 ribu. Akhirnya saya urungkan niat,” kata Budi, salah satu pengunjung Indomaret di Bekasi.
Kesenjangan antara ekspektasi harga dan harga riil membuat banyak pengunjung membatalkan transaksi. Meskipun harga tersebut terbilang wajar untuk produk original, sebagian masyarakat menganggapnya terlalu mahal, apalagi jika dibandingkan dengan jersey KW atau replika yang lebih murah di pasaran.
2. Kualitas Tak Sesuai Harapan
Keluhan lain datang dari sisi kualitas. Meski disebut sebagai jersey resmi, beberapa pembeli merasa bahan dan detail cetakan tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan. Tak sedikit yang membandingkan dengan jersey versi tim-tim Eropa atau klub lokal yang dijual di toko olahraga besar.
“Saya pikir bahan jersey-nya seperti jersey Adidas atau Nike. Tapi pas dilihat langsung, tipis dan sablonannya biasa saja,” ungkap Novi, penggemar bola yang sempat mengunjungi gerai Indomaret di Surabaya.
Kekecewaan terhadap kualitas ini memperbesar niat pengunjung untuk membatalkan pembelian. Apalagi jika sudah terlanjur menunggu lama hanya untuk mendapatkan produk yang tidak sesuai ekspektasi.
3. Sistem Pembelian Kurang Efisien
Masalah lain yang dikeluhkan adalah sistem penjualan di Indomaret. Beberapa konsumen mengaku kesulitan menemukan informasi stok jersey. Tidak semua gerai menyediakannya, dan informasi ketersediaan ukuran sangat minim. Bahkan, beberapa kasir mengaku tidak tahu-menahu soal stok yang dimiliki tokonya.
Sistem pemesanan online juga dilaporkan tidak sinkron dengan stok di lapangan. Banyak yang sudah memesan lewat aplikasi MyIndomaret, namun saat mengambil di toko, jersey tidak tersedia. Akibatnya, pembeli kecewa dan memilih membatalkan transaksi.
“Saya sudah pesan dari aplikasi, datang ke Indomaret tapi dibilang belum ada barangnya. Sudah dua kali begitu, saya capek,” ujar Aldo, penggemar Timnas dari Semarang.
4. Strategi Pemasaran Kurang Tepat
Beberapa pengamat pemasaran menilai strategi penjualan jersey Timnas lewat Indomaret belum sepenuhnya matang. Euforia publik memang besar, tetapi tidak disertai dengan pendekatan promosi dan edukasi yang efektif. Konsumen tidak cukup diberi informasi tentang nilai produk, kualitas, serta alasan harga yang dianggap premium.
Jika pihak penjual lebih aktif menjelaskan bahwa jersey yang dijual adalah produk original hasil kerja sama resmi dengan federasi sepak bola nasional, persepsi publik bisa lebih positif. Tanpa edukasi seperti itu, publik cenderung membandingkan dengan produk murah yang lebih familiar di marketplace atau media sosial.
5. Alternatif Lebih Murah di Pasaran
Di era digital seperti sekarang, konsumen memiliki banyak opsi. Marketplace seperti Shopee, Tokopedia, atau TikTok Shop dibanjiri dengan berbagai versi jersey Timnas, mulai dari yang mirip original hingga versi KW super. Harga yang ditawarkan sangat variatif, bahkan ada yang dijual hanya Rp 80 ribu.
Kehadiran alternatif ini membuat konsumen berpikir ulang sebelum membayar ratusan ribu rupiah di minimarket. Apalagi jika dari segi tampilan, perbedaan tidak terlalu mencolok bagi mata awam.
Kesimpulan: Perlu Perbaikan Strategi dan Komunikasi
Fenomena batalnya pembelian jersey Timnas di Indomaret menjadi pelajaran penting bagi pelaku bisnis ritel dan pemegang lisensi merchandise resmi. Meski antusiasme masyarakat terhadap sepak bola nasional sangat tinggi, kesuksesan penjualan tetap bergantung pada harga, kualitas, pengalaman pembelian, serta komunikasi yang tepat.
Jika ingin meningkatkan penjualan, pelaku usaha perlu mengedukasi publik soal nilai produk resmi dan mengoptimalkan pengalaman belanja. Penguatan branding dan transparansi informasi akan sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk-produk seperti jersey Timnas yang sarat dengan nilai emosional.
Baca juga : Permintaan Maaf Gus Miftah Tuai Kritik, Warganet Pertanyakan Etikanya
Baca juga : Resep Ikan Woku Belanga, Lauk Natal Khas Manado
Pewarta : Hamzah
Inovasi Kuliner Nusantara: Tradisi Bertemu Modernitas
Lifestyle | 10 Dec 2024 - 18:31 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 17:55 WIB
Hukum & Politik | 28 May 2025 - 17:17 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 16:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:27 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB