
Tim Ridwan Kamil Adukan Dugaan Pelanggaran Kode Etik KPU DKI Jakarta ke DKPP
Hukum & Politik | 06 Dec 2024 - 22:40 WIB
2025-05-09 03:36:57
Jelajahjawa.id - Asap putih akhirnya muncul dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, pada Kamis (8/5/2025) pukul 18.00 waktu setempat atau sekitar pukul 23.00 WIB. Tanda tersebut menandai momen penting bagi Gereja Katolik: seorang Paus baru telah resmi terpilih menggantikan mendiang Paus Fransiskus.
Konklaf yang berlangsung tertutup di Vatikan sejak Rabu (7/5) ini diikuti oleh 133 kardinal elektor dari berbagai negara, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo dari Indonesia. Dalam prosesnya, seorang kandidat harus memperoleh setidaknya dua pertiga dari total suara, atau minimal 89 suara, untuk dapat dinyatakan sebagai Paus terpilih.
Pemilihan kali ini hanya memerlukan waktu dua hari—tergolong cepat dalam sejarah konklaf modern—yang menunjukkan adanya kesatuan dan kesepahaman di antara para kardinal.
Setelah terpilih, Paus baru langsung memasuki Room of Tears atau Ruang Air Mata, sebuah ruangan pribadi di Kapel Sistina. Di sinilah sang Paus akan berdoa dan mempersiapkan diri sebelum tampil perdana di hadapan umat Katolik sedunia.
Tak lama setelah itu, kardinal protodiakon akan tampil di balkon tengah Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dengan kalimat bersejarah dalam bahasa Latin: "Habemus Papam"—yang berarti "Kita memiliki seorang Paus."
Setelah pengumuman, Paus baru akan tampil di balkon dan memberikan berkat Urbi et Orbi, atau berkat bagi Kota Roma dan seluruh dunia. Ini menjadi momen yang sangat dinantikan umat Katolik, bukan hanya sebagai seremoni keagamaan, tapi juga simbol harapan akan arah baru Gereja di tengah tantangan zaman.
Hingga berita ini diturunkan, identitas Paus baru tersebut belum diumumkan secara resmi. Namun, antusiasme dan rasa syukur sudah terasa di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Warganet di media sosial turut menyambut momen ini dengan doa dan harapan akan pemimpin baru yang mampu membawa semangat pembaruan dan kedamaian.
Tantangan di Depan Mata
Pemimpin baru bagi lebih dari 1,4 miliar umat Katolik ini akan memikul tanggung jawab besar. Sejumlah isu global—mulai dari krisis iklim, kecerdasan buatan, konflik bersenjata, hingga reformasi internal Gereja—akan menanti perhatian dan kebijaksanaannya.
Sebelumnya, dua kardinal yang turut serta dalam konklaf telah menyoroti tantangan-tantangan tersebut. Kardinal Michael Czerny dari Kanada menyebut bahwa Gereja perlu lebih aktif menghadapi isu-isu dunia modern, sembari menjaga spiritualitas dan inklusivitas.
"Inklusivitas adalah bagian dari sifat Gereja itu sendiri," kata Czerny dalam wawancara bersama media internasional.
Sementara itu, Kardinal Chibly Langlois dari Haiti menegaskan pentingnya meneruskan warisan Paus Fransiskus, terutama dalam hal reformasi tata kelola Gereja dan keterbukaan terhadap dunia luar.
Kita Menanti Bersama
Dengan terpilihnya Paus baru, kini umat Katolik bersiap menyambut pemimpin mereka. Dunia menunggu dengan penuh doa dan harapan: siapakah sosok yang akan melanjutkan tongkat estafet dari Paus Fransiskus dan membawa Gereja Katolik menapaki era baru?
Seperti kata Kardinal Czerny, "Tidak ada alasan untuk gelisah. Doakan, berharaplah. Dan ketika kita mengetahui siapa Paus baru, mari bersatu mendukungnya."
Baca juga : Mengapa Duduk Terlalu Lama Berbahaya? Ini Penjelasannya
Baca juga : Jaga Lambung, Hindari 7 Jenis Minuman Ini
Pewarta : eve
Tim Ridwan Kamil Adukan Dugaan Pelanggaran Kode Etik KPU DKI Jakarta ke DKPP
Hukum & Politik | 06 Dec 2024 - 22:40 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 17:55 WIB
Hukum & Politik | 28 May 2025 - 17:17 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 16:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:27 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB