Tajikistan Larang GTA dan Counter-Strike, Pemerintah Khawatirkan Dampak Negatif pada Anak Muda

2024-11-07 13:40:51

Tajikistan Larang GTA dan Counter-Strike, Pemerintah Khawatirkan Dampak Negatif pada Anak Muda
Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/

JelajahJawa (07/11) - Pemerintah Tajikistan resmi melarang peredaran dua game populer, Grand Theft Auto (GTA) dan Counter-Strike, dengan alasan konten kekerasan yang dinilai merusak moral generasi muda. Larangan ini diumumkan oleh Kementerian Kebudayaan Tajikistan, yang menyebut bahwa adegan-adegan kekerasan dalam game tersebut berpotensi mendorong perilaku negatif di kalangan anak muda.


Menurut pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Tajikistan, kedua game yang diproduksi oleh Rockstar dan Valve ini mengandung unsur kekerasan seperti pembunuhan dan perampokan, yang dianggap tidak sejalan dengan nilai budaya di negara tersebut.

“Kami mengingatkan masyarakat, khususnya pemilik pusat permainan komputer, bahwa distribusi permainan yang mengandung kekerasan dan tidak etis dilarang keras sesuai undang-undang,” kata perwakilan kementerian.

Baca juga: Kenapa iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia?

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan ini, kepolisian Dushanbe, ibu kota Tajikistan, akan merazia pusat-pusat permainan komputer dan toko-toko yang menjual game-game tersebut. 

Pemerintah juga mengimbau para orang tua untuk lebih ketat dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka agar tidak terpapar konten kekerasan yang berpotensi mendorong tindakan kriminal.

Tajikistan bukan satu-satunya negara yang menerapkan pembatasan terhadap game yang dinilai berpotensi berbahaya. Pada Agustus 2024, Turki memblokir akses ke platform game populer Roblox karena adanya kekhawatiran eksploitasi anak di dalam game tersebut. 

Baca juga: PLN Telah Salurkan Listrik Gratis Ke 2.786 Warga di Sumatra Barat

Begitu pula Kuwait yang melarang peluncuran Call of Duty: Black Ops 6 pada Oktober 2024, bahkan memberikan pengembalian dana kepada pemain yang sudah membelinya.

Menteri Dalam Negeri Tajikistan menjelaskan bahwa game yang menampilkan kekerasan eksplisit, seperti GTA dan Counter-Strike, dianggap dapat mempengaruhi pola pikir anak-anak dan remaja. Mereka khawatir anak muda akan meniru perilaku yang dipertontonkan dalam game, seperti pencurian atau aksi kekerasan lainnya.

Penelitian menunjukkan bahwa game dengan unsur kekerasan dapat meningkatkan agresivitas pada pemain, meskipun belum ada konsensus bahwa game ini secara langsung memicu tindak kriminal. 

Namun, Tajikistan memilih untuk mengedepankan pencegahan, dengan harapan bisa melindungi anak-anak dari potensi pengaruh buruk yang ditimbulkan game-game tersebut.

Larangan terhadap game seperti GTA dan Counter-Strike kembali memicu perdebatan seputar dampak video game kekerasan. 

Banyak pihak yang setuju bahwa game dengan konten berbahaya perlu diatur dengan ketat, terutama bagi anak-anak dan remaja. Namun, ada juga yang menganggap langkah ini terlalu berlebihan dan membatasi hak para pemain.

Berita Lainnya

Document