Kue Rangi, Jajanan Betawi yang Mulai Terlupakan

2024-12-13 18:23:28

Kue Rangi, Jajanan Betawi yang Mulai Terlupakan
Sumber Gambar: Dok. ANJ Sagu Sapapua

JelajahJawa (13/12) - Pernahkah Anda mencicipi kue rangi? Atau mungkin ada yang belum pernah mencoba jajanan tradisional Betawi ini?


Kue rangi merupakan salah satu makanan khas Betawi yang dulunya banyak ditemukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaannya semakin sulit ditemui.


Mirip dengan kue pancong, jajanan ini pernah menjadi favorit masyarakat Jakarta. Lantas, bagaimana sejarah dan keunikan dari kue tradisional Betawi ini?


Apa Itu Kue Rangi?


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, kue rangi adalah camilan khas Betawi yang dahulu banyak dijual di Jakarta dan sekitarnya.


Makanan ini memiliki beberapa nama lain, seperti sagu rangi atau ranggi, yang dikenal masyarakat.


Nama "kue rangi" berasal dari singkatan "digarang wangi," merujuk pada cara memasaknya. Pembuatan kue ini tidak melibatkan minyak, melainkan menggunakan bara arang.


Kelapa parut yang digunakan dalam adonannya menjadi alasan utama ketiadaan minyak saat memasak. Kelapa tersebut secara alami mengeluarkan minyak saat dipanggang di atas arang, menciptakan aroma khas dan wangi yang unik.


Kue rangi sering disamakan dengan kue pancong, tetapi ada beberapa perbedaan. Berdasarkan Ensiklopedi Makanan Khas Banten & Betawi, kue rangi menggunakan adonan dari tepung sagu dan kelapa parut, sedangkan kue pancong dibuat dari tepung beras yang dicampur gula merah. 


Selain itu, ukuran cetakan kue rangi biasanya lebih kecil. Bahkan, ada pedagang yang membuat kue rangi tanpa cetakan sama sekali.


Penyajian dan Kebiasaan Konsumsi


Kue rangi biasanya disajikan dengan kuah kinca, yaitu saus manis yang dapat divariasikan rasanya, misalnya dengan tambahan pandan, durian, atau nangka. 


Dahulu, kue ini sering disantap sebagai teman minum teh atau kopi di pagi hingga siang hari, atau di sore hari setelah rutinitas selesai.


Kian Langka


Di masa lalu, pedagang kue rangi sering menjajakan dagangannya menggunakan gerobak keliling dari satu kampung ke kampung lain. Namun, karena bahan-bahan kue ini mudah basi, kue rangi harus habis dalam sehari.


Kini, pedagang kue rangi semakin jarang ditemukan di Jakarta dan sekitarnya. Biasanya, makanan ini hanya muncul dalam acara tertentu atau hajatan.


Semoga keberadaan kue rangi tetap terjaga, sehingga generasi mendatang masih dapat menikmati kelezatan jajanan tradisional khas Betawi ini.

Berita Lainnya

Document