Generasi Muda Jarang Angkat Telepon, Apa Sebab dan Dampaknya?

JelajahJawa (11/1/2025) — Di zaman modern ini, teknologi terus mengubah cara orang berkomunikasi, termasuk generasi muda. Kini, banyak dari mereka yang cenderung menghindari panggilan telepon dan lebih memilih berkomunikasi melalui pesan teks. Sebuah survei dari Uswitch terhadap 2.000 responden menunjukkan bahwa satu dari empat anak muda berusia 18-34 tahun jarang menjawab telepon.

Sebagian besar generasi muda mengaku merasa lebih nyaman merespons pesan lewat teks atau memeriksa nomor yang tidak dikenal di internet daripada langsung mengangkat telepon. Kebiasaan ini dinilai lebih praktis, tetapi ternyata menyimpan beberapa konsekuensi yang tidak boleh diabaikan.

Melansir dari kompas.com, Psikolog Anak dan Remaja, Mira Damayanti Amir, mengungkapkan bahwa kebiasaan menghindari panggilan telepon dapat menyebabkan menurunnya kemampuan komunikasi sosial. Komunikasi sosial adalah keterampilan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain secara efektif, termasuk membangun hubungan yang baik dan mempertahankan komunikasi yang positif.

Ia juga menambahkan bahwa pesan teks tidak mampu menyampaikan intonasi, nada suara, atau bahasa tubuh. Akibatnya, maksud dan emosi dari lawan bicara bisa sulit dipahami. Selain itu, percakapan melalui teks membuat seseorang tidak perlu menjawab secara spontan, sehingga mereka kurang terlatih menghadapi komunikasi langsung.

Walaupun ada kekhawatiran tentang dampak negatif, Mira menilai bahwa komunikasi melalui teks bukanlah masalah besar bagi generasi muda. Dalam beberapa situasi, pesan teks dianggap lebih efisien, terutama untuk menyampaikan informasi atau data secara langsung.

Meski pesan teks memiliki keunggulan, penting bagi generasi muda untuk tetap melatih keterampilan komunikasi verbal. Menjawab telepon atau berbicara langsung dengan orang lain dapat membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri dan memahami emosi lawan bicara dengan lebih baik.