
Sambutan Hangat Masyarakat Indonesia yang berkesan bagi Paus Fransiskus
Internasional | 06 Sep 2024 - 20:43 WIB
2025-04-12 09:23:06
Apple kembali menjadi sorotan dunia teknologi dan ekonomi global. Raksasa teknologi asal Cupertino itu dikabarkan mengangkut lebih dari 600 ton iPhone dari India ke Amerika Serikat, sebagai strategi besar untuk menghindari beban tarif tinggi yang diberlakukan pemerintah AS terhadap produk-produk buatan China. Langkah ini bukan hanya manuver dagang biasa, tapi merupakan sinyal keras terhadap kebijakan tarif era Trump yang masih membayangi rantai pasok global hingga saat ini.
Strategi “Diam-diam Menggigit”
Dilansir dari laporan Bloomberg dan sumber-sumber logistik industri, Apple telah mengalihkan sebagian besar produksi iPhone dari China ke India, terutama untuk model-model terbaru seperti iPhone 15. Dari pabrik rekanan mereka, Foxconn, di Tamil Nadu, India, Apple mengirimkan 600 ton iPhone ke pasar Amerika sepanjang kuartal pertama 2025. Pengiriman itu terdiri dari sekitar 1,6 juta unit iPhone yang dikemas dan dikirim melalui jalur udara ke AS — angka yang menegaskan betapa serius Apple dalam mengurangi ketergantungan terhadap manufaktur China.
Langkah Apple ini adalah respon cerdas terhadap tarif dagang tinggi yang diberlakukan sejak era Presiden Donald Trump, terutama terhadap produk-produk asal China. Meskipun pemerintahan saat ini di bawah Joe Biden tak serta-merta membatalkan semua kebijakan dagang Trump, Apple memilih bergerak cepat dengan menyesuaikan strategi rantai pasoknya.
Hindari China, Pilih India
China selama bertahun-tahun telah menjadi jantung dari manufaktur Apple. Namun, sejak pandemi dan memanasnya ketegangan geopolitik AS-Tiongkok, Apple mulai menyusun rencana diversifikasi besar-besaran. India kini menjadi pemain kunci dalam strategi global Apple.
Pemerintah India pun menyambut langkah Apple dengan tangan terbuka. Melalui skema insentif produksi (PLI), India memberikan berbagai kemudahan bagi perusahaan asing yang memproduksi elektronik di dalam negeri. Apple pun memanfaatkan peluang ini untuk membangun jalur produksi skala besar yang tak hanya melayani pasar lokal, tapi juga untuk ekspor.
Dan hasilnya kini terlihat jelas: 600 ton iPhone "Made in India" telah mendarat di tanah Amerika.
Lebih dari Sekadar Tarif
Namun langkah Apple ini bukan semata karena alasan tarif. Ini juga tentang mengamankan masa depan rantai pasok mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, Apple telah mengalami gangguan besar dalam produksinya akibat lockdown di China, krisis chip global, dan ketegangan dagang AS-Tiongkok. India memberikan alternatif yang lebih stabil secara politik dan ekonomi, serta bonus populasi muda yang terampil.
Menurut analis pasar teknologi, India akan menjadi pusat produksi utama Apple dalam waktu kurang dari lima tahun. Saat ini saja, sekitar 10–12% produksi global iPhone telah berasal dari India, dan angka ini terus meningkat setiap tahun.
Manuver Berani di Tengah Ketidakpastian Global
Apple bukan pemain tunggal dalam tren ini. Banyak perusahaan teknologi besar seperti Google, Samsung, dan HP juga mulai mengalihkan produksi dari China ke Asia Selatan, terutama India dan Vietnam. Namun, langkah Apple membawa bobot yang berbeda. Sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di dunia, setiap kebijakan Apple akan memberi sinyal kuat bagi arah industri global.
Langkah Apple mengangkut iPhone dalam jumlah masif ini menunjukkan bahwa perusahaan multinasional bisa dan mau melawan tarif yang dianggap tidak adil. Dengan mengganti lokasi produksi, Apple tidak perlu membayar tarif tambahan yang dikenakan atas barang-barang buatan China, yang bisa mencapai 15–25%. Artinya, Apple tetap bisa menjaga margin keuntungan tanpa harus menaikkan harga jual produk ke konsumen.
Apa Dampaknya bagi Konsumen dan Pasar?
Secara langsung, konsumen di Amerika dan negara lain kemungkinan tidak akan merasakan perbedaan besar dari sisi harga. Namun, dalam jangka panjang, langkah ini bisa menciptakan stabilitas harga, karena Apple tak lagi terlalu tergantung pada satu negara untuk manufaktur.
Di sisi lain, ini juga mendorong negara-negara seperti India untuk terus memperbaiki infrastruktur dan kebijakan mereka agar lebih ramah investor. Apple, dalam konteks ini, bukan hanya penjual iPhone, tapi juga agen perubahan global dalam dinamika industri dan perdagangan.
Penutup: Apple Tidak Sekadar Menjual, Tapi Mengatur Arah
Dengan memindahkan sebagian besar produksi iPhone ke India dan mengangkut ratusan ton ke AS, Apple telah membuat pernyataan tegas: mereka tak hanya mengikuti arus kebijakan internasional, mereka membentuknya. Di tengah ketegangan dagang dan tekanan tarif, Apple justru menunjukkan kepiawaian dalam membaca arah angin ekonomi global, dan memutarnya demi keuntungan perusahaan—tanpa merugikan konsumen.
Langkah ini juga bisa menjadi katalis perubahan besar dalam industri teknologi, karena perusahaan lain hampir pasti akan mengikuti jejak Apple. Dunia sedang menyaksikan pergeseran kekuatan manufaktur global — dan Apple berada di garis depan perubahan itu.
Baca juga : 10 Rekomendasi Tempat Kuliner Populer di Bali
Baca juga : Viral Dugaan Pelecehan oleh Dokter Kandungan di Garut, Dinas Kesehatan dan Polisi Bertindak
Pewarta : Hamzah
Sambutan Hangat Masyarakat Indonesia yang berkesan bagi Paus Fransiskus
Internasional | 06 Sep 2024 - 20:43 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:27 WIB
Edu/Tech | 26 May 2025 - 09:04 WIB
Edu/Tech | 26 May 2025 - 09:00 WIB
Hukum & Politik | 26 May 2025 - 08:53 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB