Rp10 Juta Uang Palsu di Masjid Istiqlal: Amal atau Akal-akalan

2025-04-16 10:44:13

Rp10 Juta Uang Palsu di Masjid Istiqlal: Amal atau Akal-akalan
Sumber Gambar: CNN

Masjid Istiqlal, ikon kebanggaan umat Islam di Indonesia, mendadak jadi sorotan publik. Bukan karena agenda keagamaan atau momen spiritual besar, melainkan karena sebuah kejadian yang nyaris tak masuk akal uang palsu sebesar Rp10 juta ditemukan dalam kotak amal masjid. Lebih mencengangkan lagi, uang itu diduga merupakan properti dari syuting sinetron bertema kolosal.

Kisah ini bermula saat tim pengelola Masjid Istiqlal melakukan proses sortir dan penghitungan dari kotak-kotak amal yang dikumpulkan selama Ramadan lalu. Seperti biasa, penghitungan dana dilakukan secara teliti. Namun, di tengah tumpukan uang tunai pecahan seratus ribuan, mereka menemukan lembaran-lembaran yang mencurigakan. Fisiknya berbeda. Terlihat serupa, tapi tak sama.

Setelah diteliti lebih jauh, uang tersebut ternyata tidak asli. Tak ada tanda air, tidak ada benang pengaman, dan permukaannya pun tidak memiliki tekstur khas uang kertas yang sah. Hasil akhir penghitungan menunjukkan bahwa uang palsu yang masuk ke kotak amal jumlahnya mencapai Rp10 juta. Semuanya dalam pecahan Rp100 ribu, dan semuanya palsu.

Pihak pengelola masjid tentu tak tinggal diam. Mereka segera melaporkan temuan ini ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti. Yang kemudian mencuat ke permukaan dan menjadi bahan pembicaraan adalah dugaan kuat bahwa uang tersebut berasal dari properti sinetron bertema kerajaan atau kolosal, yang biasanya memang membutuhkan replika uang dalam jumlah besar untuk kebutuhan adegan.

Publik pun bertanya-tanya apakah ini sekadar kelalaian? Atau ada unsur kesengajaan? Apakah ada yang iseng, atau mungkin ingin ‘membersihkan tangan’ dari tanggung jawab membuang uang properti, lalu memilih “menitipkannya” ke kotak amal?

Pihak Masjid Istiqlal sendiri belum menunjuk siapa pun sebagai pelaku. Mereka juga meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terlalu jauh, apalagi menyebut nama-nama artis atau sinetron tertentu tanpa bukti. Fokus utama mereka saat ini adalah memperbaiki sistem sortir dan memperketat pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang.

Namun tetap saja, kejadian ini memantik banyak percakapan di media sosial. Warganet menyuarakan rasa heran, marah, sampai menyindir dengan humor. “Bahkan kotak amal pun sekarang kena prank,” tulis salah satu pengguna X (Twitter). Tak sedikit pula yang menyayangkan kurangnya kesadaran dari pihak industri hiburan dalam mengelola properti syuting, terutama jika bentuknya menyerupai uang asli.

Dalam dunia produksi film dan sinetron, penggunaan uang palsu atau uang replika memang lazim. Biasanya dicetak dengan detail menyerupai uang asli, agar terlihat nyata di layar. Tapi penggunaannya jelas diatur ketat. Tidak boleh beredar di luar lokasi syuting, apalagi sampai digunakan dalam transaksi atau aktivitas publik. Bank Indonesia pun punya regulasi soal ini, dan pelanggarannya bisa dikenakan sanksi hukum.

Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki asal-muasal uang tersebut. Ada kemungkinan besar bahwa itu adalah properti syuting yang “nyasar” masuk ke kotak amal. Bisa jadi, seseorang memasukkannya tanpa sadar. Tapi bisa juga, ada niat menyelipkannya begitu saja, entah untuk iseng atau alasan lain yang belum diketahui.

Yang membuat banyak orang geram adalah: kotak amal seharusnya menjadi tempat suci, tempat orang menyalurkan kebaikan, bukan wadah untuk buang-buang uang yang tidak sah. Ketika uang palsu masuk ke sana, kepercayaan umat bisa tercoreng. Apalagi dana kotak amal tidak sedikit uang ini digunakan untuk membiayai operasional masjid, membantu kaum duafa, dan mendukung berbagai kegiatan sosial.

Publik berharap, kasus ini segera terungkap. Bukan hanya soal siapa yang memasukkan uang palsu, tapi juga bagaimana sistem pengawasan bisa diperkuat, baik di masjid maupun dalam produksi hiburan. Karena jika dibiarkan, hal seperti ini bisa saja terulang di tempat-tempat ibadah lain, dan itu tentu sangat merugikan.

Bagi sebagian orang, mungkin kejadian ini terasa remeh. Tapi jika dilihat lebih dalam, ini menyentuh soal tanggung jawab moral. Memberi ke masjid adalah bentuk ibadah. Ada niat baik, ada keikhlasan. Lalu ketika keikhlasan itu dicemari oleh sesuatu yang palsu baik uangnya, niatnya, maupun etikanya maka yang tercoreng bukan hanya kotak amal, tapi juga nilai luhur dari beramal itu sendiri.

Semoga kasus ini segera terurai dengan jelas. Dan semoga juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa kejujuran dan kesadaran, sekecil apa pun bentuknya, tetap harus dijaga. Termasuk dalam hal sesederhana memasukkan uang ke dalam kotak amal.

Berita Lainnya

Document