Polisi di Trenggalek Ikuti Program Penurunan Berat Badan untuk Tingkatkan Kesehatan
Hukum & Politik | 24 Oct 2024 - 13:34 WIB
2024-10-04 11:12:47
JelajahJawa (04/10) – Film Eksil yang disutradarai oleh Lola Amaria mengandung kisah yang memilukan. Menceritakan mengenai pengalaman hidup orang-orang yang diasingkan dari tanah air mereka. Film dokumenter ini memiliki durasi 1 jam 58 menit telah mengantongi penghargaan sebagai film Indonesia terbaik pada tahun 2022.
Selanjutnya, pada tahun 2023 film Eksil memperoleh piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia.
Film Eksil mendeskripsikan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi pada tahun 1960-an. Pada saat itu, sejumlah mahasiswa berkesempatan untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi di luar negeri.
Peristiwa kerusuhan 1965 yang terjadi di Indonesia memicu munculnya tuduhan sebagai individu yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pelajar tersebut dilarang untuk pulang ke tanah air.
Status kewarganegaraan mereka hilang dan terabaikan berupaya bertahan hidup dengan melintasi berbagai negara. Penderitaan yang mereka hadapi tak sebatas sampai di situ, komunikasi dengan sanak saudara terbatas bahkan terputus hal ini mengartikan bahwa hak untuk hidup mereka terampas.
Di sisi lain, para mahasiswa ini memiliki semangat juang untuk menemukan jalan pulang dan kembali dengan sanak saudara di tanah air. Format wawancara membuat penonton seolah-olah ikut terlibat langsung dalam kisah hidup mereka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘Eksil’ memiliki arti terpinggirkan. Istilah ini merujuk pada kata serapan bahasa Inggris, yaitu exile yang berarti terasing.
Film Eksil merupakan pengingat sejarah dengan menonton film ini penonton diajak untuk memahami konteks sejarah yang sering kali dilupakan atau diabaikan. Film Eksil juga berperan mengedukasi audiens terkait hak asasi manusia.
Penonton dapat belajar tentang pentingnya menghormati hak-hak individu dan memahami konsekuensi dari pelanggaran hak asasi manusia. Film ini menjadi alat yang kuat untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hak asasi manusia. Selain itu, melalui film ini, generasi muda diajak untuk menggali lebih dalam dan mencari kebenaran di balik peristiwa 1965.
Baca juga : Khofifah-Emil Diteriaki "FufuFafa" Saat Pengundian Nomor Urut Pilkada Jatim
Baca juga : Shin Tae-yong Resmikan STY Foundation, Raffi Ahmad Jadi Penasihat untuk Dukung Talenta Sepak Bola Muda Indonesia
Pewarta : Noviana
Polisi di Trenggalek Ikuti Program Penurunan Berat Badan untuk Tingkatkan Kesehatan
Hukum & Politik | 24 Oct 2024 - 13:34 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:35 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:23 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:07 WIB
Hukum & Politik | 21 Nov 2024 - 13:45 WIB
Financial | 21 Nov 2024 - 13:40 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB