
Alasan Mendikdasmen Cairkan Tunjangan Guru Langsung ke Rekening
Financial | 15 Mar 2025 - 14:25 WIB
2025-05-15 14:16:48
Lionel Messi kembali jadi sorotan. Namun kali ini bukan karena magis kakinya atau gol spektakuler yang ia ciptakan, melainkan karena amarahnya di tengah lapangan. Dalam laga panas bersama Inter Miami, Messi tampak melabrak wasit dengan ekspresi tak biasa emosi meledak, gestur tangan keras, dan kalimat yang jelas bukan ucapan manis. Momen itu membuat sang megabintang nyaris diganjar kartu merah, sesuatu yang sangat jarang terjadi sepanjang karier panjangnya.
Laga itu memang penuh tensi. Inter Miami menghadapi lawan tangguh di ajang Major League Soccer (MLS), dan seperti biasa, ekspektasi publik tertuju pada Messi. Sayangnya, bukan permainan yang mendominasi berita keesokan harinya, melainkan satu insiden yang terjadi di babak kedua: saat Messi merasa dilanggar keras namun tak mendapat peluit. Ia bangkit, berjalan cepat ke arah wasit, dan terlihat memprotes dengan penuh kemarahan. Kamera menangkap dengan jelas wajah frustasi Messi dan juga gesturnya yang menunjuk-nunjuk dengan nada tinggi.
Reaksi wasit tak kalah tegas. Ia langsung mengeluarkan kartu kuning, dan untuk sesaat tangan kirinya bahkan bergerak ke arah saku belakang tempat biasa kartu merah disimpan. Momen itu menahan napas jutaan penonton. Messi, sang peraih tujuh Ballon d’Or, nyaris terusir dari lapangan karena letupan emosinya yang tak biasa.
Publik pun terbelah. Sebagian membela Messi, menyebut bahwa protesnya wajar karena pelanggaran yang ia terima memang keras dan jelas-jelas dibiarkan oleh wasit. Sebagian lain mengecam sikap emosionalnya, menyayangkan bagaimana ikon sepak bola dunia bisa terpancing hingga kehilangan kendali. Di media sosial, cuplikan video insiden tersebut menyebar cepat, lengkap dengan berbagai spekulasi: apakah Messi mulai frustrasi dengan beban di Inter Miami? Apakah ini sinyal tekanan mental di usia senja kariernya?
Messi sendiri belum memberikan pernyataan resmi pasca laga. Namun pelatih Inter Miami, Gerardo “Tata” Martino, buru-buru menenangkan situasi. Dalam konferensi pers, Martino menyebut bahwa Messi hanyalah manusia biasa. “Ia sudah lama bermain di level tertinggi. Tapi tetap saja, dalam pertandingan seperti ini, emosi bisa memuncak. Itu reaksi spontan, bukan tindakan yang disengaja untuk merusak pertandingan,” ujarnya.
Martino juga menambahkan bahwa wasit punya peran besar dalam menjaga tensi pertandingan tetap terkendali. Ia tak secara langsung menyalahkan perangkat pertandingan, tapi jelas ada nada kritik di balik ucapannya. “Jika pelanggaran keras tak diganjar hukuman, tentu pemain akan merasa tidak dilindungi. Itu bisa memancing reaksi bahkan dari pemain paling tenang sekalipun.”
Messi dikenal sebagai salah satu pemain dengan rekor kartu merah paling minim di antara legenda sepak bola lainnya. Sepanjang kariernya yang hampir dua dekade, ia hanya mendapat sedikit kartu merah dan sebagian besar terjadi bukan karena kekerasan, melainkan insiden protes atau ketegangan emosional. Maka tak heran jika momen ‘ledakan’ di MLS ini begitu mencolok dan membuat publik bertanya-tanya.
Beberapa pengamat sepak bola mencoba membaca lebih dalam. Menurut mereka, perpindahan Messi ke Inter Miami bukan sekadar petualangan baru, tapi juga tantangan tersendiri. Ia datang dengan ekspektasi raksasa, di liga yang secara kualitas masih jauh dari Eropa, tapi justru jadi sorotan global karena kehadirannya. Setiap pertandingan Inter Miami kini bukan sekadar laga biasa tapi pertunjukan Messi. Dan ketika hasil tak seindah harapan, tekanan itu bisa berubah jadi beban yang berat, bahkan bagi seorang legenda hidup.
Meski akhirnya hanya diganjar kartu kuning, insiden ini jadi pengingat bahwa bahkan pemain sekelas Messi punya batas kesabaran. Ia bukan robot. Ia bukan dewa. Ia manusia yang bisa marah, kecewa, dan merasa tidak adil. Justru sisi inilah yang membuat banyak penggemar tetap mencintainya. Bahwa di balik semua trofi, Messi tetap punya emosi, dan ia menunjukkannya dengan jujur.
Namun tetap saja, sebagai figur panutan dunia, Messi punya tanggung jawab lebih besar dibanding pemain lain. Setiap tindakannya diamati, setiap geraknya dinilai. Apakah ia salah? Itu tergantung dari mana publik melihatnya. Tapi yang pasti, ia sadar bahwa insiden ini akan dibicarakan lama. Dan sebagai pesepak bola berkelas dunia, ia tahu bagaimana cara menjawabnya bukan dengan kata-kata, tapi dengan permainan berikutnya.
Kini pertanyaan publik sederhana: apakah Messi akan belajar dari insiden ini dan kembali bermain tanpa tekanan, atau justru tekanan demi tekanan akan membuat sisi emosionalnya lebih sering muncul di lapangan?
Jawabannya akan terlihat dalam pertandingan-pertandingan berikutnya. Sementara itu, dunia sepak bola kembali diingatkan bahwa bahkan sang maestro bisa kehilangan kontrol. Dan seperti kita semua, Messi pun butuh ruang untuk merasa marah asal tahu kapan harus berhentiBaca juga : Hanya 4.000 Suporter Hadir, Sepak Bola Malaysia Kehilangan Gairah?
Baca juga : Bahaya Mikroplastik pada Kantong Teh Celup
Pewarta : Fahmi Rifaldi
Alasan Mendikdasmen Cairkan Tunjangan Guru Langsung ke Rekening
Financial | 15 Mar 2025 - 14:25 WIB
Entertainment | 15 May 2025 - 14:46 WIB
Internasional | 15 May 2025 - 14:16 WIB
Edu/Tech | 15 May 2025 - 12:01 WIB
Hukum & Politik | 14 May 2025 - 13:59 WIB
Entertainment | 14 May 2025 - 12:57 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB