
Titiek Puspa Tutup Usia di 87 Tahun karena Pendarahan Otak, Kenali Kondisi Ini Lebih Dekat
Entertainment | 11 Apr 2025 - 15:37 WIB
2025-07-20 12:24:21
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir lahar dingin, terutama saat memasuki musim hujan. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, Teguh Purnomo, pada Sabtu (19/7/2025), menyusul kondisi gunung pasca-letusan besar pada 3 Desember 2023.
Gunung Marapi yang terletak di antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar menyimpan tumpukan material vulkanik yang masih labil. Jika turun hujan dengan intensitas tinggi, material ini bisa terbawa air dan membentuk aliran deras, yang berisiko menyebabkan bencana banjir lahar dingin seperti yang pernah terjadi pada 11 Mei 2024.
“Dari kejauhan bentuknya memang seperti rekahan di sisi puncak gunung, tapi itu sebenarnya aliran air yang membawa sedimen dan material vulkanik,” jelas Teguh Purnomo di Pos Pengamatan Gunung Api Marapi.
Teguh menjelaskan, struktur permukaan gunung yang tampak seperti rekahan besar bukanlah retakan geologis aktif, melainkan hasil dari aliran air yang membawa pasir, batu, dan abu vulkanik pasca-erupsi. Aliran ini terbentuk akibat curah hujan tinggi yang menggerus lereng gunung dan mengisi celah-celah dengan material longgar.
“Itu bukan retakan aktif, melainkan jalur air yang mengikis dinding gunung dan membawa endapan material vulkanik. Saat hujan lebat, bisa terbentuk banjir lahar yang menyatu di lembah-lembah,” tambahnya.
Sejumlah kamera pemantau dan drone yang digunakan oleh tim pengamat telah mengidentifikasi persebaran aliran ini di sisi lereng timur, selatan, dan barat daya Gunung Marapi.
Yang menjadi perhatian utama adalah aliran sungai yang berhulu langsung dari puncak gunung. Daerah di sekitar aliran sungai ini sangat rentan terdampak, mengingat lahar dingin memiliki kekuatan destruktif yang besar meski terjadi tanpa peringatan letusan.
“Kita pernah lihat dampaknya pada Mei 2024 lalu. Puluhan korban jiwa, rumah hanyut, dan infrastruktur rusak akibat lahar dingin yang turun mendadak setelah hujan deras,” kata Teguh mengingatkan.
Ia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan lereng gunung, agar tidak lengah saat musim hujan tiba. Selain memantau informasi resmi dari BMKG dan PVMBG, warga juga diminta menyiapkan rencana evakuasi cepat bila tanda-tanda bahaya muncul.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga saat ini belum mengeluarkan data resmi terkait jumlah dan lokasi pasti aliran air baru pasca-erupsi 2023. Namun, pemantauan terus dilakukan dengan teknologi citra udara dan pengukuran langsung di lapangan.
“Kami masih menghitung dan mengidentifikasi pola sebaran aliran ini. Yang jelas, lereng-lereng yang kehilangan vegetasi akibat erupsi kini terbuka dan rawan menjadi jalur lahar saat hujan,” ujar Teguh.
Vegetasi yang dulunya menahan erosi kini hilang, membuat permukaan gunung semakin rentan terhadap longsoran dan aliran lahar.
Peringatan ini menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, BPBD, hingga relawan di tingkat desa. Sosialisasi dan simulasi kebencanaan perlu digencarkan kembali untuk meminimalkan potensi korban dan kerugian material.
“Banjir lahar dingin bisa datang tanpa tanda-tanda. Kesiapan mental dan pengetahuan masyarakat menjadi benteng utama,” pungkas Teguh.
Gunung Marapi saat ini berada dalam fase waspada terhadap ancaman sekunder berupa banjir lahar dingin. Masyarakat di sekitarnya harus tetap tenang namun waspada, serta selalu mengikuti perkembangan informasi dari lembaga resmi. Jangan anggap remeh bentuk aliran air di lereng gunung—karena di musim hujan, bisa saja berubah menjadi bencana mematikan. (ryd)
Baca juga : Profil Athina Papadimitriou: Calon Istri Rio Haryanto, Keponakan Sandiaga Uno
Baca juga : Tips Perawatan Tubuh ala Tradisi Jawa: Kembali ke Alam dengan Cara Alami
Pewarta : Muhammad Riyadz Aqsha
Titiek Puspa Tutup Usia di 87 Tahun karena Pendarahan Otak, Kenali Kondisi Ini Lebih Dekat
Entertainment | 11 Apr 2025 - 15:37 WIB
Edu/Tech | 20 Jul 2025 - 12:24 WIB
Edu/Tech | 20 Jul 2025 - 12:12 WIB
Hukum & Politik | 19 Jul 2025 - 14:16 WIB
Lifestyle | 19 Jul 2025 - 14:10 WIB
Gambar atau video tidak tersedia
Edu/Tech | 19 Jul 2025 - 10:26 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB