Korea Utara Sewot! Proyek Perisai Rudal Golden Dome Amerika Disebut Sangat Bahaya

2025-05-27 13:27:24

Korea Utara Sewot! Proyek Perisai Rudal Golden Dome Amerika Disebut Sangat Bahaya
Sumber Gambar: Sumber gambar: https://id.pinterest.com/

JelajahJawa.id - Angin dari utara kembali membawa kabar panas. Dari balik Pegunungan Baekdu, Korea Utara menyampaikan kemarahan yang membara terhadap Amerika Serikat. Kali ini, bukan soal sanksi ekonomi atau latihan militer di Semenanjung Korea, tapi proyek pertahanan udara baru bernama Golden Dome.

Nama Golden Dome ini konon terinspirasi dari Iron Dome, sistem pelindung langit milik Israel yang sudah berjaga sejak 2011. Tapi siapa sangka, ide Donald Trump ini justru memantik bara di hati para petinggi Pyongyang.

Menurut kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, Kementerian Luar Negeri mereka telah mengeluarkan memorandum resmi. Isinya tegas dan tak mengenal tedeng aling-aling: proyek Golden Dome disebut sebagai ancaman strategis yang sangat berbahaya. Korea Utara menuduh Amerika sedang mempersenjatai angkasa luar—langkah yang bisa menggoyahkan keseimbangan dunia.

Layang-layang Besi di Langit Dunia?

Donald Trump, mantan Presiden AS yang kini kembali jadi sorotan, menyebut proyek Golden Dome sebagai hal krusial demi "kelangsungan hidup Amerika". Bahkan dana awal proyek ini sudah mulai dikucurkan, pertanda bahwa rencana ini bukan hanya wacana.

Namun, para analis dunia bersuara: proyek ini tak semudah merangkai layang-layang. Ada tantangan teknis, biaya selangit, dan potensi politik yang bisa membuat langit semakin ramai oleh perseteruan.

Bagi Korea Utara yang menyatakan diri sebagai negara nuklir yang tak bisa dicabut statusnyalangkah AS ini seperti memantik korek di ladang ilalang. Mereka melihatnya sebagai upaya menciptakan medan perang baru di luar angkasa

Angin panas dari pernyataan Korea Utara ternyata berembus hingga ke Beijing dan Moskow. China, yang selama ini bersuara keras tentang dominasi AS, ikut bersuara. Mereka menuding Washington tengah merusak stabilitas global.

Meski begitu, diam-diam China juga sedang memperkuat armada rudal balistik dan teknologi hipersoniknya seolah tak ingin kalah dalam perlombaan ke langit.

Rusia, sementara itu, memilih nada yang lebih halus. Kremlin menyebut proyek Golden Dome sebagai "urusan kedaulatan AS", meski tak lupa mengingatkan bahwa rencana sebesar itu seharusnya dibicarakan lebih dulu dengan Moskow.

Tak lupa, Rusia juga tengah memodernisasi rudal antarbenuanya, menjaga kekuatan lama agar tak lekang oleh waktu.

Dari lereng Pyongyang hingga lorong-lorong Pentagon, dunia kini menatap langit dengan lebih waspada. Perisai emas yang dijanjikan bisa melindungi, tapi juga bisa menjadi awal babak baru perlombaan senjata kali ini, bukan hanya di bumi, tapi di angkasa luar.

Langit, sepertinya, tak lagi sekadar tempat burung terbang. Ia kini jadi medan strategi, tempat negara-negara adidaya menguji batas kekuasaan.

Berita Lainnya

Document