12 November Hari Kesehatan Nasional (HKN): Begini Sejarahnya di Indonesia
Lifestyle | 12 Nov 2024 - 13:51 WIB
2024-11-07 11:57:13
JelajahJawa (07/11) — Belanja adalah kegiatan yang digemari banyak orang. Bagi sebagian, ini bisa menjadi cara melepas stres atau “healing.” Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang siapa saja bisa belanja lewat ponsel dari rumah. Tapi, hobi belanja ini bisa berubah jadi masalah serius yang disebut kecanduan belanja atau shopaholic.
Shopaholic adalah kondisi di mana seseorang merasa harus terus belanja, bahkan ketika barangnya tidak benar-benar dibutuhkan. Orang yang mengalami ini biasanya kesulitan mengendalikan keinginan belanjanya.
Mereka mungkin merasa sangat senang saat berbelanja, tetapi perasaan ini sering kali hanya sementara. Setelahnya, muncul rasa bersalah atau menyesal, tetapi dorongan untuk belanja terus ada.
Baca juga: Menelusuri Popularitas Novel Alternative Universe: Inovasi atau Hanya Tren?
Menurut para ahli, shopaholic sebenarnya adalah bentuk gangguan mental yang mirip dengan kecanduan lainnya. Orang yang kecanduan belanja sering merasa belanja bisa mengurangi rasa sedih, cemas, atau kesepian yang mereka alami. Bahkan, kondisi ini sering muncul bersamaan dengan masalah psikologis lain seperti kecemasan atau depresi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang kecanduan belanja akan mengalami dorongan kuat untuk belanja setiap beberapa hari sekali, dan perasaan puas saat membeli barang ini sering kali diikuti oleh perasaan bersalah atau kecewa.
Tidak jarang, mereka akhirnya menumpuk barang-barang yang jarang dipakai, atau bahkan mengembalikan barang tersebut karena sadar bahwa sebenarnya tidak membutuhkannya.
Bagi yang mengalami kecanduan belanja, mencari bantuan profesional sangat disarankan. Biasanya, terapi dari psikolog atau konselor dapat membantu mengatasi kecanduan ini.
Terapinya dapat membantu orang tersebut untuk memahami apa yang menyebabkan keinginan belanja berlebihan dan bagaimana mengelolanya tanpa berujung pada kebiasaan buruk lain.
Tidak seperti kecanduan makanan atau alkohol yang bisa dihentikan, kecanduan belanja lebih sulit dihindari karena belanja adalah kebutuhan dasar. Jadi, dukungan dan terapi sangat penting untuk membantu pengidapnya agar bisa lebih bijak dalam berbelanja.
Jika kamu atau orang di sekitar kamu punya kebiasaan belanja yang sulit dikendalikan, jangan ragu untuk mencari bantuan. Kecanduan belanja bisa berdampak buruk, tidak hanya bagi keuangan tapi juga bagi kesehatan mental.
Baca juga : Ringkasan Serta Review Novel Kim Ji-Yeong 1982: Terjerat Patriarkisme
Baca juga : Lisa BLACKPINK Bocorkan Album Baru di Fan Meetup Jakarta
Pewarta : Melly A
12 November Hari Kesehatan Nasional (HKN): Begini Sejarahnya di Indonesia
Lifestyle | 12 Nov 2024 - 13:51 WIB
Lifestyle | 22 Nov 2024 - 20:39 WIB
Hukum & Politik | 22 Nov 2024 - 20:34 WIB
Hukum & Politik | 22 Nov 2024 - 20:29 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:12 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:03 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB