64.751 Pekerja Alami PHK: Sektor Manufaktur dan Ekonomi Indonesia Tertekan
Financial | 20 Nov 2024 - 20:15 WIB
2024-11-15 11:03:11
JelajahJawa.id (15/11) - Konsumsi gorengan di Indonesia terus meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi penduduk Indonesia yang rutin mengonsumsi gorengan meningkat dari 45% pada 2018 menjadi 51,7% pada 2023.
Data BPS Menunjukkan, mayoritas penduduk usia 3 tahun ke atas mengonsumsi makanan berlemak, berkolesterol, atau gorengan sebanyak 1 hingga 6 kali perminggu.
Bahkan 37,4% penduduk rutin mengonsumsi makanan tersebut setiap hari. Semnetara itu, hanya 11% masyarakat yang jarang mengonsumsinya dengan frekuensi kurang dari tiga kali per bulan.
Baca juga: Waspada Penipuan Phising: Kenali Modus, Bahaya, dan Cara Menghindarinya
Data ini menjadi perhatian serius karena kebiasaan makan tidak sehat dapat memicu risiko penyakit kronis, seperti jantung dan kanker.
Berdasarkan penelitian, pola makan masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak tidak sehat, karbohidrat olahan, dan gula tambahan sangat berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, terutama di Asia.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena konsumsi makanan tidak sehat, seperti gorengan, telah dimulai sejak usia anak-anak. Ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kualitas hidup di masa depan.
Dikutip dari Alodokter, berikut beberapa bahaya yang harus diperhatikan:
Baca juga: Apa itu Bencana Hidrometeorologi? Penyebab dan Dampaknya di Musim Hujan
Kelebihan berat badan dan obesitas
Gorengan menyerap banyak lemak dari minyak yang digunakan, sehingga kalorinya menjadi sangat tinggi. Lemak trans dalam gorengan juga dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga meningkatkan risiko obesitas.
Penyakit jantung
Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah yang berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
Diabetes tipe 2
Makanan yang digoreng, terutama yang dilapisi tepung, memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang tinggi. Hal ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2, bahkan pada anak-anak dan ibu hamil.
Kanker
Proses penggorengan dengan suhu tinggi dapat menghasilkan zat akrilamida, yang diketahui meningkatkan risiko kanker, seperti kanker usus besar dan kanker ovarium.
Untuk mengurangi risiko kesehatan akibat gorengan, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
Memilih metode masak yang lebih sehat, seperti mengukus atau merebus.
Kurangi frekuensi konsumsi makanan yang digoreng
Gunakan minyak goreng yang lebih sehat dan ganti secara rutin
Tambah asupan sayur dan buah dalam pola makan sehari-hari
Olahraga minimal 30 menit dalam setiap hari
Baca juga : Luna Bijl Kekasih Maarten Paes yang Curi Perhatian Publik
Baca juga : Sri Mulyani Naikkan Tarif PPN 12% Sesuai Mandat UU
Pewarta : Ami Fatimatuz Zahro
64.751 Pekerja Alami PHK: Sektor Manufaktur dan Ekonomi Indonesia Tertekan
Financial | 20 Nov 2024 - 20:15 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:12 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:03 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 15:57 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:35 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:23 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB