Debat Pilgub Banten: Airin-Ade & Andra-Dimyati Paparkan Program-program Menarik
Hukum & Politik | 17 Oct 2024 - 20:32 WIB
2024-11-15 13:55:12
JelajahJawa (15/11) - Ivan Sugianto, orang tua siswa yang viral karena tindakan memaksa seorang siswa SMAK Gloria 2 Surabaya untuk bersujud dan menggonggong, kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Kasus ini memancing perhatian publik dan memicu perdebatan luas di media sosial.
Kasus ini berawal pada Senin (21/10/2024) saat Ivan, yang merasa anaknya mengalami perundungan dari teman sekolahnya, mendatangi SMAK Gloria 2 Surabaya.
Ia menuntut agar siswa yang dianggap mengejek anaknya meminta maaf dengan cara yang tidak biasa, yaitu bersujud sambil menggonggong seperti anjing.
Diketahui bahwa konflik antara anak Ivan dan siswa lain, berinisial EN, bermula dari saling ejek saat pertandingan basket di mal Surabaya, yang kemudian berlanjut di media sosial.
Salah seorang petugas keamanan sekolah, Kaslan, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi di depan sekolah setelah para siswa pulang. “Kejadiannya sekitar jam 16.00 WIB. Pria tersebut mendatangi sekolah bersama beberapa orang untuk mencari siswa yang diduga mengejek anaknya,” ujarnya.
Proses Hukum Terhadap Ivan Sugianto
Setelah kejadian yang viral tersebut, SMAK Gloria 2 melalui kuasa hukum mereka, Sudiman Sidabuke, melaporkan tindakan Ivan ke Polrestabes Surabaya.
Mereka menilai aksi yang dilakukan Ivan sebagai pemaksaan kehendak dan tindakan tidak menyenangkan, yang mengacu pada Pasal 335 KUHP.
Sudiman menyatakan, “Langkah hukum ini bertujuan menciptakan lingkungan aman dan melindungi siswa-siswi serta tenaga pengajar di sekolah.”
Polisi telah memeriksa 11 saksi sebelum menaikkan status Ivan sebagai tersangka pada Kamis (14/11/2024). Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, menjelaskan bahwa setelah pemeriksaan saksi-saksi dan gelar perkara, penyidik akhirnya menetapkan Ivan sebagai tersangka.
“Setelah gelar perkara, Ivan sudah dinyatakan sebagai tersangka,” ungkap Dirmanto kepada media pada Kamis (14/11/2024).
Baca juga: Penyaluran Bantuan Sosial Dihentikan Sementara Menjelang Pilkada Serentak 2024
Reaksi Publik dan Damai yang Tidak Menyelesaikan Kasus
Setelah kejadian tersebut viral, publik menyoroti pentingnya menjaga ketenangan dan cara yang tepat dalam menyikapi masalah perundungan.
Meski kedua belah pihak sempat bertemu dan sepakat untuk berdamai, para orang tua siswa yang anaknya disuruh sujud tetap meneruskan proses hukum. Hal ini dilakukan agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.
Penasihat hukum dari pihak yang terlibat menyatakan, “Tindakan seorang orang tua yang meminta maaf dengan cara berlutut dan menggonggong, jelas tidak bisa dibenarkan.”
Ini menegaskan bahwa aksi balasan yang ekstrem tidak menyelesaikan masalah, dan justru menimbulkan dampak buruk bagi semua pihak.
Pentingnya Menyelesaikan Konflik dengan Bijak
Kasus ini mengingatkan pentingnya pengelolaan konflik dengan bijak, terutama di lingkungan pendidikan. Mencari penyelesaian yang tepat dan tidak merugikan pihak lain menjadi kunci untuk menjaga suasana aman di sekolah.
Selain itu, dukungan dari guru dan pihak sekolah dalam menangani kasus perundungan juga menjadi faktor penting agar tindakan seperti ini tidak terjadi lagi.
Baca juga : 8,8 Juta Warga Indonesia Terlibat Judi Online, 80 Ribu di Antaranya Anak-Anak
Baca juga : Pahami Pentingnya Tidur Berkualitas untuk Kesehatan Fisik dan Mental yang Lebih Baik
Pewarta : Raodatuljanah
Debat Pilgub Banten: Airin-Ade & Andra-Dimyati Paparkan Program-program Menarik
Hukum & Politik | 17 Oct 2024 - 20:32 WIB
Lifestyle | 22 Nov 2024 - 20:39 WIB
Hukum & Politik | 22 Nov 2024 - 20:34 WIB
Hukum & Politik | 22 Nov 2024 - 20:29 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:12 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:03 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB