88 Ribu Kasus DBD: 621 Meninggal Dunia di Indonesia Pada 2024

2024-11-22 20:39:58

88 Ribu Kasus DBD: 621 Meninggal Dunia di Indonesia Pada 2024
Sumber Gambar: Pexels

JelajahJawa.id (22/11) - Hingga pekan ke-17tahun 2024, Indonesia mencatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan 621 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.

Angka ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.

Berebapa daerah ini memiliki jumlah kasus terbanyak di Indonesia, di antaranya:

  1. Kota Bandung: 3.468 kasus

  2. Kabupaten Tangerang: 2.540 kasus

  3. Kota Bogor: 1.944 kasus

  4. Kota Kendari: 1.658 kasus

  5. Kabupaten Bandung Barat: 1.576 kasus

Baca juga: Mengenal Alexithymia, Kondisi Emosi yang Sulit Diungkapkan

Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Bertambah

Menurut studi yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene, perubahan iklim bertanggung jawab atas peningkatan 19% kasus DBD secara global pada 2024. Jika tidak segera diatasi, lonjakan ini diperkirakan dapat mencapai 60% pada 2050.

Dr. Erin Mordecai, ahli ekologi penyakit menular, menyatakan bahwa kenaikan suhu berpengaruh langsung pada peningkatan infeksi. 

“Kami melihat data di 21 negara di Asia dan Amerika dan menemukan hubungan yang jelas antara suhu yang lebih tinggi dan lonjakan infeksi,” ujarnya.

Fenomena seperti curah hujan tinggi, kepadatan penduduk, dan kondisi sosial ekonomi juga berperan dalam tingginya angka kasus DBD.

Gejala dan Upaya Pencegahan DBD

Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dangue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sering muncul pada musim hijan, dengan gejala seperti:

Baca juga: Paparan Polusi Udara yang Tinggi, Sebabkan Risiko Serangan Jantung

  1. Demam dengan pola siklus pelana kuda: pola naik-turun-naik. Siklus ini terbagi menjadi tiga fase, yaitu: Fase demam (febrile phase), Fase kritis (critical phase), Fase penyembuhan (recovery phase).

  2. Bintik merah

  3. Mimisan, hingga BAB berdarah pada kasus berat

  4. Syok akibat kebocoran plasma darah, yang berisiko menyebabkan kerusakan organ hingga kematian

Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Menerapkan 3M: Menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

  2. Melindungi tubuh dengan memakai baju lengan panjang, menggunakan obat anti nyamuk, dan memasang kelambu

  3. Vaksinasi: di Indonesia sendiri menyediakan dua jenis vaksinasi DBD, yakni:

  • Dengvaxia, untuk anak usia 9-16 tahun yang sudah pernah terinfeksi virus dengue.

  • Qdenga, untuk semua orang berusia 6-45 tahun, baik yang pernah maupun belum terinfeksi virus dengue.

Vaksin DBD bekerja dengan mengenalkan virus dengue yang dilemahkan kepada tubuh, sehingga mampu memicu sistem imun melawan virus dengan lebih efektif. 

Meski tidak sepenuhnya mencegah infeksi, vaksin ini mampu menurunkan tingkat keparahan gejala, mengurangi risiko kematian, dan meringankan beban kesehatan nasional.

Berita Lainnya

Document