Kenapa Pria Sukses Selalu Rajin Nge-Gym? Ini Alasannya!
❌ Lifestyle | 01 Aug 2025 - 23:59 WIB
2024-12-07 20:28:06
JelajahJawa (06/12) - Pemanis sintetis merupakan zat tambahan dalam makanan yang dirancang untuk menggantikan gula alami. Bahan ini dibuat agar menyerupai rasa gula, namun memiliki tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gula asli.
Berbeda dengan gula biasa, pemanis sintetis tidak menghasilkan kalori atau energi bagi tubuh karena tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan.
Baca juga: Jaga Lambung, Hindari 7 Jenis Minuman Ini
Jenis Pemanis Buatan yang Disetujui
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengatur pemanis buatan yang dikenal sebagai pemanis berkekuatan tinggi. Hingga saat ini, terdapat enam jenis pemanis sintetis yang telah mendapatkan persetujuan:
• Sakarin
• Aspartam
• Sukralosa (Splenda)
• Kalium Asesulfam (Ace-K)
• Neotame
• Advantame
Efek Negatif dari Konsumsi Pemanis Sintetis
Menurut laporan GoodRx, terdapat bukti awal yang menunjukkan potensi hubungan antara pemanis sintetis dan beberapa gangguan kesehatan berikut:
Baca juga: Lonjakan Global Penderita Diabetes, Indonesia Masuk Daftar Negara Tertinggi
Peningkatan Nafsu Makan
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pemanis sintetis dapat memicu jalur di otak yang memengaruhi rasa lapar. Penggunaan aspartam secara rutin dikaitkan dengan peningkatan konsumsi makanan, rasa lapar yang meningkat, dan keinginan lebih besar untuk mengonsumsi gula.
Kenaikan Berat Badan
Meskipun dianggap bebas kalori, pemanis buatan dapat mendorong peningkatan berat badan dengan memengaruhi penyimpanan lemak tubuh serta peningkatan indeks massa tubuh (BMI) pada anak-anak.
Ketidakstabilan Gula Darah
Pemanis sintetis tidak secara langsung menaikkan kadar gula darah, tetapi bisa merangsang pelepasan insulin yang berlebihan karena otak menganggapnya sebagai gula asli. Penggunaan jangka panjang berpotensi menyebabkan resistensi insulin dan hipoglikemia reaktif.
Baca juga: Ultraproses dan Junk Food adalah Ancaman Kesehatan
Gangguan pada Mikrobioma Usus
Bakteri dalam usus bereaksi berbeda terhadap pemanis buatan dibandingkan dengan gula alami. Misalnya, sakarin dan sukralosa diketahui dapat memicu ketidakseimbangan bakteri usus yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Penelitian besar menunjukkan konsumsi rutin minuman berpemanis sintetis di usia paruh baya hingga lanjut usia dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular.
Sindrom Metabolik
Pemanis buatan telah dikaitkan dengan sindrom metabolik, yakni kondisi yang mencakup berbagai faktor risiko seperti lemak berlebih di area perut, kadar trigliserida tinggi, tekanan darah meningkat, serta gula darah yang tidak stabil.
Sebagai alternatif, Anda dapat memilih pemanis alami seperti madu, gula kelapa, atau sirup maple. Meski demikian, pemanis alami juga sebaiknya digunakan dengan bijak untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca juga : Diisukan Hamil, Azizah Salsha Malah Dihujat Netizen, Kok Bisa?
Baca juga : Negara-negara Muslim Setujui Usulan Liga Arab untuk Ambil Alih Gaza
Pewarta : Norma Desvia
Kenapa Pria Sukses Selalu Rajin Nge-Gym? Ini Alasannya!
❌ Lifestyle | 01 Aug 2025 - 23:59 WIB
Film & Review | 19 Dec 2025 - 14:19 WIB
Opini | 19 Dec 2025 - 14:13 WIB
Sejarah | 18 Dec 2025 - 09:01 WIB
Opini | 18 Dec 2025 - 08:57 WIB
Opini | 17 Dec 2025 - 23:43 WIB
❌ Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
❌ Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
❌ Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
❌ Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB