Mengungkap Asal-Usul Rawon dalam Prasasti Taji

2024-12-14 19:54:12

Mengungkap Asal-Usul Rawon dalam Prasasti Taji
Sumber Gambar: Freepik

JelajahJawa (14/12) - Rawon dikenal luas sebagai salah satu hidangan khas dari Jawa Timur. 


Masakan berupa sup daging sapi dengan kuah berwarna gelap ini memiliki cita rasa dan aroma yang khas. 


Namun, tahukah Anda bahwa makanan ini telah ada sejak ribuan tahun yang lalu?


Keberadaan rawon sudah tercatat sejak masa lampau. Salah satu buktinya adalah penyebutan hidangan ini dalam Prasasti Taji, yang ditemukan di wilayah Dukuh Taji, Desa Gelanglor, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur, pada tahun 1868.


Prasasti Taji, yang saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, dibuat dari lempeng tembaga. 


Prasasti tersebut ditemukan dalam kondisi pecah hingga kini hanya empat dari tujuh bagiannya yang berhasil ditemukan, yaitu lempeng pertama, ketiga, keenam, dan ketujuh. 


Ditulis menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno, prasasti ini diperkirakan dibuat pada 823 Saka atau bertepatan dengan 8 April 901 Masehi.


Prasasti ini dibuat atas perintah Rakryan I Watu Tihang Pu Sanggraramadurandara untuk meresmikan kabikuan Dewasabha di Desa Taji atas inisiatif dari Raja Medang atau Mataram Kuno kala itu, Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung.


Menurut Wira Hardyansyah, seorang ahli dan sejarawan kuliner, melalui akun Instagram pribadinya, @wirahardyansyah2.0 pada 7 Desember 2022, kata "Rarrawan" yang ditemukan dalam Prasasti Taji dipercaya merujuk pada rawon. 


Pendapat ini juga didukung oleh Dwi Kristiastuti, dosen Tata Boga dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). 


Ia menyebutkan bahwa "Rarrawan" adalah hidangan dengan kuah hitam yang kaya rempah termasuk keluwek.

Pada masa lalu, daging yang digunakan untuk rawon kemungkinan berasal dari hasil buruan.


Hidangan ini tercipta dari kreativitas masyarakat Nusantara dalam memanfaatkan keluwek, rempah yang banyak tumbuh di Jawa Timur.


Keluwek difermentasi hingga berwarna hitam dan berminyak, lalu diolah bersama daging untuk menciptakan hidangan khas ini.


Seiring berjalannya waktu, rawon berkembang di berbagai wilayah Jawa Timur dengan variasi yang berbeda-beda. 


Misalnya, rawon Nguling yang terkenal karena potongan dagingnya yang besar, sementara di tempat lain ada rawon dengan irisan daging yang lebih tipis.


Menarik sekali, bukan? Fakta bahwa rawon telah ada selama lebih dari seribu tahun menunjukkan betapa kayanya warisan kuliner Nusantara.

Berita Lainnya

Document