200 Surat Tarif Trump: Perang Dagang Global di Depan Mata?

2025-07-26 20:20:42

200 Surat Tarif Trump: Perang Dagang Global di Depan Mata?
Sumber Gambar: fypmedia.id

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggemparkan dunia perdagangan internasional. Dalam pernyataan terbarunya, Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengirim hampir 200 surat kepada negara-negara mitra dagang terkait penerapan tarif impor. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari pendekatan tarif sepihak yang telah ia galakkan sejak awal masa jabatannya.

Trump menyampaikan hal ini kepada awak media sebelum bertolak ke Inggris, Jumat (25/7/2025), sebagaimana dilansir oleh Xinhua. Menurutnya, surat-surat tersebut bukan sekadar pemberitahuan, tetapi merupakan bentuk kontrak dagang yang mengikat negara penerima untuk membayar tarif yang ditetapkan.

“Ketika surat itu dikirim, itu berarti kesepakatan. Mereka membayar tarif itu, dan itu pada dasarnya merupakan kontrak,” tegas Trump.

Ia juga menyebutkan bahwa tarif yang diberlakukan akan bersifat "minimal", namun tetap efektif dalam mendorong kesepakatan dagang yang adil. Trump menambahkan, kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat dan memastikan bahwa praktik perdagangan internasional tidak merugikan AS.

Langkah ini telah memicu kekhawatiran global. Sejak kebijakan tarif sepihak diumumkan pada 2 April lalu, puluhan negara mitra dagang telah menerima surat ancaman tarif. Puncaknya, lebih dari 200 surat dikabarkan akan dikirim menjelang 1 Agustus, yang ditetapkan sebagai batas waktu berlakunya kebijakan tersebut.

Sejumlah negara penerima surat telah menyuarakan penolakan. Mereka mengecam pendekatan sepihak AS yang dianggap mengancam prinsip perdagangan bebas dan merusak sistem perdagangan multilateral yang selama ini dijaga oleh organisasi seperti WTO.

Para ekonom global memperingatkan bahwa kebijakan tarif seperti ini berpotensi memicu perang dagang berskala besar. Jika negara-negara mitra membalas dengan tarif balasan, maka hal ini bisa menciptakan efek domino yang menghambat perdagangan internasional, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan memperburuk iklim investasi global.

“Kebijakan ini sangat agresif dan bisa menekan pasar global. Investor menjadi lebih berhati-hati, dan ini bisa berimbas ke stabilitas ekonomi,” ujar seorang analis ekonomi dari World Trade Watch.

Tidak hanya hubungan antarnegara yang terdampak, perusahaan-perusahaan global yang memiliki rantai pasok internasional juga terancam terkena imbas. Biaya produksi dapat meningkat, harga barang konsumsi naik, dan daya beli masyarakat pun bisa tertekan.

Banyak pihak mempertanyakan apakah langkah Trump ini merupakan strategi negosiasi untuk mendorong kesepakatan dagang baru, atau justru bentuk tekanan politik yang bisa memperburuk situasi. Dengan menyatakan bahwa pengiriman surat tarif setara dengan “kontrak yang mengikat”, Trump menutup ruang untuk negosiasi ulang.

Namun demikian, beberapa pengamat percaya bahwa langkah ini masih bisa diputarbalikkan jika negara mitra menunjukkan kemauan bernegosiasi dalam kerangka bilateral yang baru.

Dengan lebih dari 200 surat tarif yang siap dikirim, dunia perdagangan kini memasuki masa ketidakpastian baru. Kebijakan proteksionis Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump terus menjadi sorotan internasional. Jika tidak ditangani dengan diplomasi yang cermat, kebijakan ini bisa menjadi pemicu konflik dagang yang lebih luas dan berisiko mengguncang perekonomian global.

Berita Lainnya

Document