Kronologi Lengkap Bentrok Ormas di Pemalang, 23 Juli 2025

2025-07-25 09:06:00

Kronologi Lengkap Bentrok Ormas di Pemalang, 23 Juli 2025
Sumber Gambar: fypmedia.id

Insiden bentrok antara dua organisasi masyarakat (ormas), yakni Front Pembela Islam (FPI) dan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS), terjadi di Desa Pegundan, Pemalang, Jawa Tengah, pada Rabu malam (23/7/2025). Peristiwa ini terjadi dalam rangka kegiatan pengajian yang menghadirkan Habib Rizieq Shihab.

Kapolres Pemalang, AKBP Eko Sunaryo, menjelaskan bahwa kegiatan pengajian telah dimulai sejak pukul 15.00 WIB dan berlangsung hingga Kamis dini hari sekitar pukul 03.45 WIB. Menurutnya, sebelum acara berlangsung, aparat keamanan bersama perwakilan dari FPI dan PWI LS telah mengadakan koordinasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.

“Dari pertemuan tersebut, disepakati Surat Pernyataan Bersama yang berisi komitmen bahwa kegiatan tetap berjalan dengan aman,” ujar AKBP Eko dalam pernyataan tertulis, Kamis (24/7/2025).

Namun situasi memanas sekitar pukul 23.00 hingga 23.30 WIB. Bentrok antara kedua kelompok ormas terjadi sekitar 50 meter dari lokasi utama panggung pengajian. Polisi menduga, bentrokan ini dipicu oleh penolakan atas kedatangan Habib Rizieq.

Bentrokan tersebut menimbulkan korban luka dari kedua belah pihak serta aparat kepolisian. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Polres Pemalang:

  • 4 personel Polri mengalami luka-luka.

  • 9 anggota PWI LS mengalami luka dalam insiden tersebut.

  • 2 anggota FPI mengalami luka di bagian kepala.

Meskipun terjadi bentrok, kegiatan pengajian tetap berlangsung dan selesai pada pukul 01.00 WIB tanpa gangguan berarti di bagian utama acara.

Kapolres Eko menegaskan bahwa situasi di Desa Pegundan saat ini sudah berangsur pulih dan kondusif. Aparat kepolisian tetap siaga di lokasi untuk menjaga ketertiban dan mencegah potensi konflik susulan.

“Situasi di Desa Pegundan kini telah berangsur normal dan terkendali. Aparat kepolisian tetap siaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi gangguan lanjutan serta memberikan jaminan rasa aman bagi warga,” tegas Eko.

Polres Pemalang bersama jajaran Forkopimda mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog serta penyelesaian secara damai. Kejadian ini menjadi catatan penting untuk penguatan komunikasi antar-ormas, terutama menjelang kegiatan keagamaan atau sosial yang melibatkan massa dalam jumlah besar.

Kepolisian juga mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi yang beredar di media sosial yang belum tentu akurat. “Jangan sampai konflik meluas hanya karena informasi yang tidak benar. Kami minta masyarakat tetap tenang dan serahkan penanganannya kepada aparat,” imbuh Kapolres.

Pasca-insiden, Polres Pemalang memperketat pengawasan di beberapa titik rawan dan memperkuat koordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tujuannya untuk menjaga iklim damai dan harmonis di wilayah Pemalang, serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Berita Lainnya

Document