
10 Makanan Populer di Kalangan Anak Muda
Lifestyle | 23 Dec 2024 - 18:32 WIB
2025-01-02 12:43:44
JelajahJawa (2/1) — Wacana meliburkan kegiatan belajar mengajar selama sebulan penuh saat Ramadhan 2025 menuai perhatian. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut bahwa pondok pesantren akan libur selama Ramadhan, dan hal serupa mungkin diberlakukan untuk sekolah negeri maupun swasta di bawah Kementerian Agama.
Namun, kebijakan ini mengundang berbagai pendapat, salah satunya dari Achmad Hidayatullah, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Ia menyarankan agar pemerintah tidak tergesa-gesa dalam memutuskan kebijakan tersebut.
Dayat, sapaan akrabnya, mempertanyakan dasar kebijakan ini. Ia menilai bahwa menganggap produktivitas menurun selama Ramadhan tidak memiliki landasan epistemologis yang kuat.
“Jika kebijakan ini diambil berdasarkan asumsi bahwa fokus, produktivitas, dan motivasi akan menurun selama bulan puasa, tentu kebijakan tersebut tidak memiliki landasan epistemologis yang kuat,” ungkap Dayat, Rabu (1/1/2025).
Menurutnya, pemerintah seolah mengedepankan pemisahan antara pendidikan dan ibadah selama Ramadhan, padahal pendidikan seharusnya mendukung kesatuan keduanya.
Dayat menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pendidikan dan ibadah tanpa perlu meliburkan sekolah sepenuhnya. Ia menilai profil pelajar Pancasila sudah memuat nilai-nilai agama yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar-mengajar selama Ramadhan.
“Penguatan nilai keagamaan tanpa meliburkan sekolah justru akan lebih baik. Ramadhan adalah momentum untuk menyatukan pembelajaran akademis dan nilai spiritual, bukan memisahkannya,” lanjutnya.
Dayat juga mengingatkan risiko lain dari kebijakan libur penuh selama Ramadhan, yaitu melemahkan stimulus pembelajaran siswa.
“Jika sekolah diliburkan, siswa cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bermain ponsel, yang menurut studi justru menciptakan perasaan cemas dan kesendirian,” kata Dayat.
Ia menegaskan bahwa belum ada bukti empiris yang mendukung bahwa masuk sekolah selama Ramadhan akan mengurangi fokus atau motivasi siswa dalam menjalankan ibadah.
Menurut Dayat, kebijakan libur penuh selama Ramadan berpotensi menurunkan kepercayaan diri siswa dalam belajar di tengah tantangan fisik puasa. Ia menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembelajaran tanpa mengurangi jam sekolah.
“Lingkungan pendidikan justru harus menjadi wadah yang produktif, bahkan selama Ramadhan. Pendidikan adalah tentang membentuk karakter yang menyatu dengan nilai agama, bukan memisahkannya,” tutup Dayat.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Dayat berharap pemerintah dapat mempertimbangkan keputusan ini secara matang, mengedepankan keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan akademis siswa, tanpa melupakan bukti-bukti rasional dan empiris.
Baca juga : Bahaya Air Dingin di Hawa Panas
Baca juga : Waspadai Gejala Awal Ginjal Bermasalah
Pewarta : Faja Faradila
10 Makanan Populer di Kalangan Anak Muda
Lifestyle | 23 Dec 2024 - 18:32 WIB
Edu/Tech | 09 May 2025 - 03:44 WIB
Internasional | 09 May 2025 - 03:36 WIB
Lifestyle | 08 May 2025 - 23:53 WIB
Hukum & Politik | 06 May 2025 - 09:30 WIB
Edu/Tech | 06 May 2025 - 09:21 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB