Setelah 14 Tahun, Mary Jane Dipulangkan dalam Status Narapidana
Hukum & Politik | 21 Nov 2024 - 13:45 WIB
2025-01-13 16:12:30
JelajahJawa (13/1/2025) — Perubahan iklim menjadi masalah besar yang mengancam bumi. Kerusakan alam dan hilangnya hutan yang seharusnya menyerap karbon memperburuk pemanasan global. Oleh karena itu, ilmuwan terus mencari cara untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan makhluk mikroskopis yang dapat membantu mempercepat penyerapan karbon di atmosfer.
Penelitian yang dipimpin oleh Dartmouth College di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa triliunan makhluk mikroskopis, seperti zooplankton, bisa membantu mengurangi karbon di udara.
Penelitian ini menemukan cara baru dengan menyemprotkan debu tanah liat ke permukaan laut. Debu ini akan mengubah karbon yang mengambang di laut menjadi makanan bagi zooplankton, yang kemudian menyimpan karbon tersebut jauh ke dalam laut sebagai kotoran mereka.
Proses ini disebut “pompa biologis” laut, di mana karbon yang diserap oleh tumbuhan laut dipindahkan ke rantai makanan laut. Dengan cara ini, karbon disimpan di laut dan tidak kembali ke atmosfer saat tumbuhan laut mati.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Scientific Reports menunjukkan bahwa tanah liat membuat proses ini lebih cepat. Debu tanah liat membantu partikel karbon tenggelam lebih cepat ke laut melalui kotoran zooplankton yang bermuatan tanah liat. Ini memungkinkan karbon untuk tersimpan lebih dalam di laut.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa debu tanah liat dapat menangkap hingga 50% karbon dari fitoplankton yang mati dan meningkatkan konsentrasi partikel organik yang lengket hingga 10 kali lipat. Zooplankton yang bergerak naik turun di laut juga membantu mempercepat proses ini dengan membawa karbon ke kedalaman laut.
Peneliti berencana menguji metode ini di lapangan dengan menyemprotkan tanah liat ke pertumbuhan fitoplankton di lepas pantai California Selatan menggunakan pesawat penyemprot. Mereka juga akan memantau seberapa banyak karbon yang dapat disimpan di laut dengan menggunakan sensor di berbagai kedalaman laut.
Sharma, salah satu peneliti utama, menekankan pentingnya memilih lokasi yang tepat untuk eksperimen ini. Lokasi yang salah dapat mengurangi efisiensi proses, sehingga perlu pemahaman yang baik sebelum memulai eksperimen di lapangan.
Dengan temuan ini, ilmuwan berharap bisa menemukan solusi baru yang lebih efektif dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan membantu memerangi pemanasan global.
Baca juga : Aktor Song Jae Rim Ditemukan Meninggal, Tingkat Bunuh Diri di Korea Selatan Capai 13 Ribu Kasus
Baca juga : Mengungkap Asal-Usul Rawon dalam Prasasti Taji
Pewarta : Faja Faradila
Setelah 14 Tahun, Mary Jane Dipulangkan dalam Status Narapidana
Hukum & Politik | 21 Nov 2024 - 13:45 WIB
Lifestyle | 04 Feb 2025 - 23:20 WIB
Lifestyle | 04 Feb 2025 - 23:17 WIB
Lifestyle | 04 Feb 2025 - 23:15 WIB
Lifestyle | 03 Feb 2025 - 20:11 WIB
Lifestyle | 03 Feb 2025 - 20:06 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB