Rupiah Melemah ke Rp16.250 per Dolar AS, Tarif Trump Masih Bayangi Pasar

Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun sebesar 0,20 persen atau 32 poin ke level Rp16.250 per dolar AS.

Pelemahan ini tidak lepas dari tekanan global, khususnya kebijakan tarif dagang yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump. Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menyebut bahwa pasar masih mencermati potensi dampak dari kebijakan tersebut terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

“Trump pada akhir pekan lalu mengumumkan tarif 30 persen untuk Meksiko dan Uni Eropa. Sebelumnya, tarif 25 persen dikenakan untuk Jepang dan Korea Selatan serta 50 persen untuk Brasil,” ujar Ibrahim, Senin (14/7/2025).

Ia menambahkan, implementasi tarif dagang oleh AS dipastikan tetap berjalan pada 1 Agustus mendatang. Hal ini menyebabkan tekanan pada pasar mata uang, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.

Investor Tetap Waspada

Ketidakpastian arah kebijakan perdagangan global membuat pelaku pasar mengambil sikap hati-hati. Investor asing cenderung menahan diri, sehingga permintaan dolar AS meningkat dan menekan mata uang rupiah.

Selain faktor eksternal, kondisi domestik juga ikut memengaruhi. Meskipun inflasi dalam negeri masih terjaga dan BI menurunkan suku bunga acuan, sentimen global lebih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah pekan ini.

Potensi Pergerakan ke Depan

Ibrahim memperkirakan, dalam jangka pendek, rupiah masih akan bergerak dalam kisaran Rp16.200–Rp16.300 per dolar AS, dengan kecenderungan melemah jika tidak ada katalis positif baru dari sisi eksternal.

Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas rupiah di tengah gejolak global.