Kemenparekraf Menyiapkan Strategi Atasi Bencana Hidrometeorologi di Destinasi Wisata Jelang Libur Nataru

2024-11-13 15:07:00

Kemenparekraf Menyiapkan Strategi Atasi Bencana Hidrometeorologi di Destinasi Wisata Jelang Libur Nataru
Sumber Gambar: Pexels


JelajahJawa (13/11) -  Menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) semakin gencar mempersiapkan langkah-langkah antisipasi guna melindungi destinasi wisata dari potensi bencana hidrometeorologi, termasuk ancaman banjir, ombak tinggi, dan tanah longsor. 


Upaya ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan selama menikmati liburan di berbagai lokasi wisata.


“Kemenparekraf melakukan berbagai upaya untuk memastikan kesiapan destinasi dan lokasi daya tarik wisata aman terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, ombak tinggi, dan tanah longsor terutama menjelang musim libur Nataru 2024/2025,” ujar Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf pada Selasa (12/11)


Baca juga: Apa itu Bencana Hidrometeorologi? Penyebab dan Dampaknya di Musim Hujan


Kemenparekraf telah mengirimkan surat imbauan kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata untuk memeriksa kondisi fasilitas dan hotel wisata. 


Sosialisasi juga dilakukan guna meningkatkan kesadaran keselamatan dan keselamatan melalui modul Sisparnas Manajemen Krisis dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis.


Pemetaan dan Kolaborasi dengan BNPB


Kemenparekraf bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam pemetaan destinasi wisata yang rawan bencana hidrometeorologi. Pemetaan ini dilakukan secara digital dan disertai dengan buku panduan manajemen krisis, guna membantu pelaku wisata mengantisipasi risiko bencana di lokasi-lokasi tertentu.


“Kemenparekraf bekerja sama dengan BNPB telah memetakan daerah tujuan wisata di seluruh wilayah Indonesia yang rawan bencana hidrometeorologi,” lanjut Kedeputian tersebut.


Salah satu yang terus memantau adalah Puncak Bogor di Jawa Barat yang sering mengalami banjir bandang dan tanah longsor saat musim hujan.


Koordinasi dan Imbauan bagi Pelaku Industri Pariwisata


Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan pengunjung, Kemenparekraf menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk membuat prakiraan cuaca berbasis dampak, dengan Labuan Bajo sebagai proyek percontohan. 


Baca juga: Kementan Targetkan Petani Milenial Raup Rp10 Juta Per Bulan


Selain itu, peringatan dikeluarkan kepada pelaku industri pariwisata agar melakukan pemeliharaan ekstra pada infrastruktur yang rentan terhadap cuaca ekstrem, serta memastikan keselamatan peralatan dalam kondisi baik.


“Pelaku pariwisata juga diimbau untuk melakukan pemeliharaan ekstra pada infrastruktur yang mungkin terpengaruh oleh musim hujan seperti jembatan atau tanggul, menyediakan peralatan keselamatan tambahan seperti pelampung atau alat penyelamat lainnya, terutama jika aktivitas melibatkan perairan terbuka atau arus sungai,” tambahnya.


Melalui kolabon kementerian dan lembaga terkait, Kemenparekraf berharap dapat menciptakan kondisi wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi wisatawan, khususnya selama musim liburan yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi.




Berita Lainnya

Document