Waspada, Menimbun File di Ponsel Bisa Ganggu Mental

2024-12-07 20:53:05

Waspada, Menimbun File di Ponsel Bisa Ganggu Mental
Sumber Gambar: istockphoto/stevanovicigor

JelajahJawa (07/12) - Coba lihat ponsel Anda saat ini. Apakah di dalamnya tersimpan banyak file seperti screenshot, foto, atau catatan? Jika jawabannya ya, hal ini mungkin menjadi salah satu indikasi adanya gangguan psikologis.


Masih banyak orang memiliki kebiasaan menyimpan berbagai file secara berlebihan di perangkat mereka. Akibatnya, memori ponsel menjadi penuh oleh file digital yang terus menumpuk.


Menurut Susan Albers, seorang psikolog klinis dari Cleveland Clinic, perilaku ini dapat mencerminkan tingkat stres atau kecemasan yang dialami seseorang. 


Orang yang sedang berada di bawah tekanan cenderung mengumpulkan file digital, membiarkan email yang belum dibuka menumpuk, serta tidak menutup banyak tab di perangkat mereka.


Baca juga: Brain Rot: Dampak Kecanduan Media Sosial


Digital Clutter vs Digital Hoarding


Apakah Anda sering menyimpan ribuan file karena berpikir mungkin suatu saat akan membutuhkannya, meskipun tidak tahu kapan? Jika iya, Albers menyebut kondisi ini sebagai digital clutter.


Ia menjelaskan bahwa digital clutter dapat memberikan efek stres yang sama seperti kekacauan di dunia nyata.


"Otak kita cenderung menyukai kejelasan dan kesederhanaan daripada kekacauan. Hal ini akan berpengaruh ketika Anda membuka jutaan tab yang menumpuk itu," kata Albers, melansir CNN Health.


Digital clutter dapat terlihat dari notifikasi yang terus muncul namun tidak pernah dibuka. Kebiasaan ini dapat mengganggu konsentrasi dan mengurangi kemampuan untuk fokus.


Salah satu pola perilaku lain yang patut diwaspadai adalah enggan menghapus file lama di perangkat. 


Baca juga: Kenali Risiko Tidur dengan Ponsel di Bawah Bantal


Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya kecenderungan menimbun secara digital.


Perilaku ini sering kali terkait dengan rasa takut akan kehilangan akses ke informasi yang mungkin dianggap penting di masa depan. 


Orang yang mengalaminya merasa cemas bahwa mereka tidak akan bisa menemukan kembali data tersebut jika sudah dihapus.


Gangguan digital clutter biasanya dipicu oleh dorongan internal untuk terus mengumpulkan dan menyimpan data. Diperkirakan sekitar 3 hingga 5 persen dari populasi global menghadapi masalah ini.


Kebiasaan menimbun baik dalam bentuk fisik maupun digital sering dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). 


Sementara itu, hoarding digital dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari secara signifikan dan meningkatkan tekanan psikologis.


Baca juga: FOMO di Era Media Sosial: Arti, Dampak, dan Solusi Efektif untuk Mengatasinya


Cara Mengatasi Digital Clutter


Untuk mengurangi digital clutter, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran. Segera atur dan bersihkan file digital Anda untuk mendukung kesehatan mental yang lebih baik.


Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa membantu:


  1. Matikan notifikasi yang tidak diperlukan

Batasi notifikasi yang memenuhi perangkat Anda, seperti dari email atau media sosial. Dengan mengurangi jumlah notifikasi, Anda dapat meningkatkan fokus dan produktivitas.


  1. Tentukan batasan waktu

Buat jadwal untuk memeriksa email dan media sosial. Manfaatkan fitur seperti mode senyap dan kurangi jumlah akun yang Anda ikuti di platform digital. Ini dapat membantu mengurangi perasaan kewalahan.


  1. Lakukan detoks digital

Beristirahatlah dari perangkat digital Anda untuk beberapa waktu. Langkah ini dapat memberikan ketenangan dan membantu mengurangi stres akibat aliran notifikasi yang tak henti.


Jika merasa kesulitan, mulailah dengan langkah kecil seperti menghapus email atau pemberitahuan yang tidak relevan. 


Setelah terbiasa, selanjutnya jadikan aktivitas merapikan file digital sebagai rutinitas sebelum memulai pekerjaan Anda.

Berita Lainnya

Document