
Sleep Call: Antara Romantisme dan Bahaya Kesehatan
Lifestyle | 18 Nov 2024 - 13:02 WIB
2025-08-05 13:57:38
Tidur bukan sekadar aktivitas istirahat yang sepele. Dalam dunia medis, tidur dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan padat aktivitas, banyak orang yang justru mengabaikan kebutuhan tidur. Tak sedikit yang hanya tidur 3–5 jam per malam karena tuntutan pekerjaan, penggunaan gadget, atau gangguan tidur. Pertanyaannya, benarkah kurang tidur bisa menyebabkan obesitas dan penyakit jantung? Berikut penjelasan ilmiahnya.
Kurang tidur atau sleep deprivation adalah kondisi saat seseorang tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai kebutuhan biologis tubuh. Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per malam, sementara remaja bisa membutuhkan 8–10 jam. Jika seseorang terus-menerus kurang tidur, baik karena kesibukan maupun gangguan tidur seperti insomnia, maka berbagai sistem tubuh bisa terganggu.
Beberapa studi ilmiah telah menemukan kaitan kuat antara kurang tidur dengan peningkatan berat badan, bahkan hingga ke tahap obesitas. Ini disebabkan oleh beberapa mekanisme berikut:
Gangguan Hormon Pengatur Nafsu Makan
Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon ghrelin (hormon yang meningkatkan nafsu makan) dan leptin (hormon yang mengatur rasa kenyang). Saat tidur tidak cukup, produksi ghrelin meningkat sementara leptin menurun, yang membuat seseorang merasa lebih lapar dan makan lebih banyak dari biasanya.
Peningkatan Hasrat Mengonsumsi Makanan Tinggi Kalori
Orang yang kurang tidur cenderung memilih makanan tinggi gula dan lemak sebagai sumber energi cepat. Akibatnya, kalori harian meningkat tanpa disadari.
Penurunan Aktivitas Fisik
Rasa lelah akibat kurang tidur membuat seseorang enggan beraktivitas atau berolahraga. Aktivitas rendah ini turut memengaruhi pembakaran kalori harian dan menyebabkan penumpukan lemak.
Stres dan Emotional Eating
Kurang tidur juga meningkatkan produksi hormon stres kortisol, yang dapat memicu perilaku emotional eating — makan bukan karena lapar, tetapi karena stres atau cemas.
Tak hanya menyebabkan kegemukan, kurang tidur juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan jantung. Berikut ini beberapa efek kurang tidur terhadap sistem kardiovaskular:
Tekanan Darah Meningkat
Saat tidur, tekanan darah secara alami menurun. Jika tidur terganggu atau tidak cukup, tubuh tidak mendapat waktu yang cukup untuk melakukan "penurunan tekanan darah" alami ini. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu hipertensi (tekanan darah tinggi), yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Peradangan Sistemik
Tidur yang terganggu menyebabkan peningkatan marker peradangan dalam tubuh. Peradangan ini berkontribusi pada kerusakan dinding pembuluh darah, mempercepat proses aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah oleh plak), dan akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
Detak Jantung Tidak Stabil
Kurang tidur dapat mengganggu sistem saraf otonom, yang berfungsi mengatur detak jantung. Akibatnya, ritme jantung bisa menjadi tidak stabil dan meningkatkan risiko aritmia jantung.
Gangguan Metabolisme
Kurang tidur menyebabkan resistensi insulin, yang bisa berujung pada diabetes tipe 2 — kondisi yang sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung.
Kelompok berikut lebih rentan mengalami dampak serius dari kurang tidur:
Pekerja shift malam
Pelajar dan mahasiswa yang sering begadang
Ibu dengan bayi baru lahir
Penderita insomnia atau sleep apnea
Pengguna gadget berlebihan sebelum tidur
Berikut beberapa tips agar kualitas tidur meningkat:
Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
Hindari kafein atau minuman berkafein setelah pukul 14.00.
Matikan gadget 30–60 menit sebelum tidur.
Ciptakan suasana kamar tidur yang tenang dan gelap.
Lakukan relaksasi ringan seperti membaca buku atau meditasi sebelum tidur. (ra)
Baca juga : USAID Ditutup, Upaya Eliminasi TBC dan Program Kesehatan Global Terancam
Baca juga : Investasi Bitcoin: Peluang Emas atau Risiko Gila?
Pewarta : MRA
Sleep Call: Antara Romantisme dan Bahaya Kesehatan
Lifestyle | 18 Nov 2024 - 13:02 WIB
Edu/Tech | 06 Aug 2025 - 15:29 WIB
Edu/Tech | 06 Aug 2025 - 15:27 WIB
Edu/Tech | 05 Aug 2025 - 13:57 WIB
Edu/Tech | 05 Aug 2025 - 13:51 WIB
Edu/Tech | 04 Aug 2025 - 14:28 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB