Viral! Masak Mi Instan Pakai Plastik
Lifestyle | 03 Dec 2024 - 20:30 WIB
2024-12-10 16:10:17
JelajahJawa (10/12) — Musim hujan sering kali dihubungkan dengan suasana yang lebih sejuk dan nyaman. Namun, perubahan cuaca yang terjadi juga dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit. Cuaca yang lembab, genangan air, serta perubahan suhu yang drastis menjadi faktor utama yang memengaruhi kesehatan tubuh, terutama jika kebersihan lingkungan tidak terjaga dengan baik.
Perubahan lingkungan selama musim hujan menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran bakteri, virus, dan vektor penyakit, sehingga beberapa jenis penyakit cenderung lebih sering muncul pada periode ini.
Berikut beberapa penyakit yang sering muncul saat musim hujan:
Flu dan Pilek
Saat musim hujan, suhu yang lebih dingin dan kelembaban yang tinggi bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap virus penyebab flu dan pilek. Perubahan suhu yang drastis, misalnya dari udara panas ke udara dingin, mengurangi daya tahan tubuh dan memudahkan virus untuk menyerang saluran pernapasan.
Selain itu, cuaca yang lebih lembab juga mendukung perkembangan virus, yang lebih mudah menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan penderita. Flu dan pilek dapat menyebar dengan cepat di lingkungan yang padat, seperti di tempat kerja atau sekolah, mengingat virus ini dapat bertahan lebih lama di udara yang dingin dan lembab.
Demam Berdarah
Hujan yang menyebabkan genangan air di berbagai tempat menjadi sarang bagi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama demam berdarah. Nyamuk ini berkembang biak dengan cepat di tempat-tempat yang terisi air hujan, seperti bak mandi, ember, atau pot bunga yang tidak terjaga kebersihannya.
Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk betina yang telah terinfeksi virus dengue. Gejalanya termasuk demam tinggi, nyeri otot, ruam kulit, dan pendarahan. Penyakit ini dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat, terutama pada anak-anak dan orang dengan kondisi kesehatan yang lemah.
Malaria
Musim hujan juga meningkatkan risiko malaria, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Seperti halnya nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Anopheles berkembang biak di genangan air. Pada musim hujan, daerah-daerah dengan banyak genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk ini untuk berkembang biak.
Gejala malaria termasuk demam tinggi, menggigil, sakit kepala, dan nyeri tubuh. Jika tidak segera diobati, malaria bisa menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian. Malaria sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk wilayah yang terpengaruh oleh hujan deras dan banjir.
Pneumonia
Cuaca dingin dan lembab selama musim hujan dapat memicu infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia. Infeksi ini sering terjadi pada anak-anak, lansia, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Suhu yang lebih rendah memperburuk kondisi tubuh, membuat sistem pernapasan lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri.
Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, dan gejalanya meliputi batuk, sesak napas, demam, dan rasa lelah. Penurunan suhu yang mendadak bisa membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi, sehingga peningkatan kewaspadaan sangat diperlukan selama musim hujan.
Infeksi Kulit
Kelembaban tinggi dan genangan air yang sering terjadi selama musim hujan juga dapat menyebabkan infeksi kulit, seperti kudis atau dermatitis. Kondisi ini terjadi karena kulit terpapar air kotor atau mikroorganisme penyebab infeksi yang ada di genangan air. Selain itu, kelembaban yang tinggi dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan, menyebabkan gatal-gatal, ruam, atau infeksi jamur.
Penggunaan pakaian yang basah atau lembab terlalu lama, terutama saat banjir, juga dapat meningkatkan risiko infeksi kulit. Menjaga kebersihan dan segera mengeringkan tubuh setelah terpapar air sangat penting untuk mencegah penyakit kulit selama musim hujan.
Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang umumnya ditemukan dalam urine hewan, seperti tikus. Selama musim hujan, banjir sering membawa air yang tercemar dengan bakteri ini, terutama di daerah perkotaan atau tempat yang kurang sanitasi. Masyarakat yang terpapar air banjir berisiko tertular leptospirosis, yang dapat masuk ke tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir, seperti mata, mulut, atau hidung.
Gejalanya bisa mulai dengan demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala, dan bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti kerusakan hati, ginjal, atau meningitis jika tidak segera diobati. Pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan air yang tercemar sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit ini.
Dengan memahami risiko penyakit yang sering muncul selama musim hujan, kita dapat lebih waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan.
Baca juga : Inovasi Kuliner Nusantara: Tradisi Bertemu Modernitas
Baca juga : Kejujuran yang Menginspirasi: Perjalanan Musik Valerie Utomo
Pewarta : Faja Faradila
Viral! Masak Mi Instan Pakai Plastik
Lifestyle | 03 Dec 2024 - 20:30 WIB
Lifestyle | 23 Dec 2024 - 08:01 WIB
Hukum & Politik | 21 Dec 2024 - 11:19 WIB
Entertainment | 21 Dec 2024 - 00:44 WIB
Entertainment | 21 Dec 2024 - 00:41 WIB
Entertainment | 21 Dec 2024 - 00:37 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB