10 Makanan Peninggalan Belanda yang Kini Jadi Hidangan Khas Indonesia

2024-12-16 21:22:06

10 Makanan Peninggalan Belanda yang Kini Jadi Hidangan Khas Indonesia
Sumber Gambar: VOI

JelajahJawa (16/12) — Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang luar biasa, mulai dari bahasa, seni, hingga situs-situs bersejarah yang tersebar di seluruh nusantara. Kuliner Indonesia juga merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Tidak jarang, masakan khas Indonesia bahkan mendapatkan pengakuan internasional karena keunikan dan kelezatannya.


Namun, sebagai negara yang pernah berada di bawah penjajahan Belanda selama beberapa abad, tak dapat dipungkiri jika kebudayaan Belanda memberi pengaruh pada perkembangan budaya Indonesia, termasuk dalam dunia kuliner. Menariknya, sejumlah hidangan yang kita kenal dan nikmati sehari-hari ternyata memiliki akar dari kuliner Belanda.


Meski berasal dari resep-resep Belanda, banyak dari masakan ini yang telah mengalami adaptasi dan perubahan sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, menghasilkan cita rasa yang khas dan tak terpisahkan dari tradisi kuliner lokal kita.


Berikut beberapa makanan peninggalan Belanda:


1. Perkedel


Perkedel adalah salah satu gorengan khas Indonesia yang umumnya terbuat dari kentang tumbuk. Seiring waktu, perkedel telah mengalami berbagai inovasi dan kini bisa dibuat dengan bahan-bahan lain seperti tahu, ikan, jagung, dan lainnya. Di Belanda, hidangan serupa dikenal dengan sebutan frikadeller, yang dibuat dari campuran kentang tumbuk dan daging cincang. Bahkan, Belanda sendiri mengadopsi resep ini dari gorengan daging cincang khas Denmark.


2. Kroket


Kroket adalah hidangan yang terbuat dari kentang tumbuk yang dicampur dengan daging cincang atau ragout, kemudian dilapisi dengan tepung panir dan digoreng hingga renyah. Makanan berbentuk lonjong ini berasal dari Belanda, di mana disebut sebagai kroketten, sebelum akhirnya diadaptasi dan dikenal di Indonesia dengan nama kroket.


3. Dadar Gulung


Dadar gulung adalah kue basah yang memiliki bentuk mirip risol. Kulit luarnya terbuat dari tepung terigu, sementara isian di dalamnya berupa campuran parutan kelapa dan gula merah. Kue ini sendiri juga berasal dari Belanda.


4. Lapis Legit


Lapis legit, atau dikenal juga dengan sebutan kue lapis, adalah kue yang memiliki lapisan-lapisan tipis yang disusun secara berlapis-lapis. Kue ini terinspirasi dari kue spekvla atau spekkoek yang diperkenalkan oleh Belanda kepada Indonesia. Lapis legit menggunakan bahan-bahan seperti tepung terigu, telur, mentega, dan rempah-rempah, dengan rasa yang manis. 


5. Kue Cubit


Kue cubit adalah jajanan manis yang terbuat dari adonan tepung terigu dan telur, biasanya dipanggang dalam cetakan kecil, dan diberi topping seperti meses atau cokelat. Kue cubit ini mirip dengan poffertjes, sejenis pancake kecil yang dikenal di Belanda, yang disajikan dengan topping gula halus dan mentega.


6. Nastar


Nastar adalah salah satu makanan warisan Belanda yang selalu hadir saat Lebaran. Nama nastar sendiri berasal dari bahasa Belanda, “annanas taart,” yang berarti ‘tart nanas’. Pada awalnya, kue ini di Eropa diisi dengan selai buah seperti stroberi, persik, atau buah-buahan lain yang populer di sana. Namun, karena buah-buah tersebut sulit didapat di Indonesia, maka digantilah isian tersebut dengan nanas yang lebih mudah ditemukan di Tanah Air.


7. Kastangel


Kastangel adalah kue kering berbentuk panjang yang terbuat dari campuran mentega, tepung terigu, dan keju. Kue ini banyak ditemukan selama perayaan Lebaran atau Natal di Indonesia. Dikenal dengan nama kaasstengels di Belanda, yang berarti “stik keju”. Di Indonesia, nama tersebut disederhanakan menjadi kastengel atau kue keju. Kue ini adalah camilan populer di Belanda dan sering ditemukan di toko-toko kue tradisional yang menjual roti bergaya klasik.


8. Risoles


Risoles adalah hidangan yang banyak dikenal di berbagai negara Eropa, termasuk Prancis dan Belanda. Adonan tipis membungkus campuran daging cincang dan sayuran, lalu dilapisi tepung panir dan digoreng hingga renyah. Di Indonesia, risoles mengadopsi bentuk dan cara penyajian yang serupa dengan rissole dari Belanda.


9. Selat Solo


Selat Solo, atau yang juga dikenal dengan nama bistik Jawa, awalnya merupakan hidangan khas kalangan ningrat keraton Solo. Dari segi penampilannya, jelas terlihat bahwa kuliner ini merupakan perpaduan pengaruh kebudayaan Eropa. Nama “selat” berasal dari kata ‘selada’, yang merujuk pada tambahan sayuran rebus sebagai pengganti kentang tumbuk. Bistik daging yang ada dalam selat Solo juga telah disesuaikan dengan cita rasa Indonesia, dilengkapi dengan topping khas seperti keripik kentang dan saus manis yang kaya akan rempah-rempah lokal.


10. Semur


Menurut The Javanese, kata “semur” berasal dari bahasa Belanda, yaitu ‘smoor’ yang berarti rebusan, atau ‘smoren’ yang berarti merebus. Di Belanda, smoor merujuk pada daging yang direbus lama dengan tomat dan bawang. Ketika hidangan ini sampai di Indonesia, semur berkembang dengan cita rasa lokal dan menjadi kuliner khas di berbagai daerah, seperti semur jengkol yang sangat populer di kalangan masyarakat Betawi.


Berita Lainnya

Document