Mengenal Sejarah Pallubasa dan Tempat Legendarisnya di Makassar

2024-12-16 21:27:56

Mengenal Sejarah Pallubasa dan Tempat Legendarisnya di Makassar
Sumber Gambar: detikFood

JelajahJawa (16/12) — Di musim hujan seperti ini, tak ada yang lebih nikmat selain menyantap hidangan yang hangat dan menggugah selera. Pallubasa, makanan khas Sulawesi Selatan, bisa jadi pilihan sempurna untuk menemani cuaca dingin. Dengan kuah kental yang kaya rempah, hidangan ini memberikan rasa gurih yang pas dilidah. 


Bagi sebagian orang, hidangan ini mungkin masih terdengar asing, tapi siapa sangka, Pallubasa memiliki asal usul dibalik kelezatannya. Lantas, bagaimana sejarah pallubasa? 


Sejarah Pallubasa


Pallubasa adalah hidangan khas Makassar, terdiri dari makanan berkuah yang dicampur dengan kelapa parut goreng. Dulu, Pallubasa biasanya disajikan bersama burasa, yaitu ketupat besar khas Makassar, namun sekarang hidangan ini lebih populer dinikmati dengan nasi. 


Secara etimologi, kata “Pallubasa” berasal dari dua kata dalam bahasa Makassar, yaitu “Pallu” yang berarti memasak, dan “Basa” yang berarti basah atau kuah.


Secara historis, Pallubasa awalnya merupakan hidangan kelas bawah. Dikisahkan bahwa pemilik rumah pemotongan hewan memberikan daging kelas dua sebagai upah kepada para penjagal. Daging-daging yang diberikan termasuk bagian-bagian seperti bakal susu, payudara sapi, testis, dan tetelan. 


Para penjagal kemudian mengolah bagian-bagian tersebut dengan cara merebusnya dalam waktu lama. Setelah matang, daging dan jeroan itu diiris-iris dan disajikan dalam mangkuk, seringkali dengan telur setengah matang di atasnya.


Sekilas, penampilan hidangan Pallubasa memang mirip dengan coto Makassar, namun keduanya memiliki perbedaan. Salah satu perbedaan utama terletak pada bumbu dan topping yang digunakan. Pallubasa memiliki kuah yang lebih kental dan kaya akan rempah, dengan tambahan kelapa parut goreng memberikan rasa gurih yang khas. Sementara itu, coto Makassar memiliki kuah yang lebih encer dengan bumbu kacang tanah yang lebih dominan.


Perbedaan lainnya ada pada proses memasaknya. Jeroan dalam Pallubasa direbus dalam waktu yang lama, sehingga menghasilkan kuah yang lebih pekat dan daging yang lebih empuk. Sementara itu, coto Makassar biasanya menggunakan potongan daging sapi yang lebih umum, dan proses memasaknya cenderung lebih cepat. 


Rekomendasi Tempat untuk Mencicipi Pallubasa Legendaris di Makassar


Ingin mencoba Pallubasa legendaris di Makassar? Kunjungi Pallubasa Serigala yang telah beroperasi sejak 1987. Terletak strategis di Jalan Serigala No. 54 Mamajang Dalam, warung ini menyajikan Pallubasa dalam dua varian yang menggugah selera, yaitu original dan dengan tambahan telur atau alas. Pengunjung dapat menikmati hidangan ini dengan pilihan isi seperti paru, daging, hati, usus, atau otak, serta pelengkap seperti jeruk nipis dan sambal. 


Kuah pallubasa memiliki warna kuning kecoklatan dan disajikan dalam keadaan panas. Rasanya gurih, dengan aroma khas kelapa parut yang disangrai. Untuk memperkaya rasa, warung ini juga menyediakan perasan jeruk nipis, sambal, kecap manis, dan kelapa goreng sebagai pelengkap.


Harga untuk satu porsi pallubasa adalah Rp22.727, sementara sepiring nasi putih dihargai Rp6.363. Jika ingin menambahkan telur, pengunjung hanya perlu membayar tambahan Rp3.636. Warung Pallubasa Serigala buka dari pukul 08.00 Wita hingga 21.00 Wita.


Dengan harga yang terjangkau, Pallubasa Serigala menjadi pilihan utama bagi pecinta kuliner yang ingin mencicipi hidangan legendaris Makassar.

Baca juga : 51,7% Masyarakat Indonesia Konsumsi Gorengan, Waspadai Risiko Jantung dan Kanker

Baca juga : Bahaya Mikroplastik pada Kantong Teh Celup

Pewarta : Faja Faradila

Bagikan Artikel Ini

Bagaimana Menurutmu?

0
0
0
0
0
0
0

Berita Lainnya

Document