
Waspada! 6 Penyakit yang Timbul Karena Kebiasaan Malas Bergerak
Lifestyle | 09 Dec 2024 - 12:38 WIB
2025-02-10 14:53:55
JelajahJawa (10/2/2025) — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menggemparkan dunia perdagangan internasional dengan kebijakan tarif baru. Pada Minggu (9/2), Trump mengumumkan rencananya untuk menerapkan tarif 25% pada seluruh impor baja dan aluminium yang masuk ke AS. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada Senin (10/2), menandai perubahan besar dalam strategi perdagangan Paman Sam.
Trump mengungkapkan kebijakan ini saat berbicara dengan wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanannya menuju Super Bowl di New Orleans. Selain itu, ia juga mengisyaratkan akan memperkenalkan tarif timbal balik yang dijadwalkan diumumkan pada Selasa atau Rabu.
“Sederhana saja, jika mereka menagih kami, kami juga akan menagih mereka,” tegas Trump, mengutip dari CNBC Indonesia.
Tarif Baru dan Dampaknya pada Perdagangan Global
Langkah ini mengingatkan kembali pada kebijakan tarif era pertama kepemimpinan Trump (2017–2021), di mana ia menerapkan tarif 25% untuk impor baja dan 10% untuk aluminium. Namun, beberapa mitra dagang utama seperti Kanada, Meksiko, dan Brasil saat itu mendapat pengecualian berupa kuota bebas bea.
Di bawah pemerintahan Joe Biden, kebijakan ini kemudian diperluas ke Inggris, Jepang, dan Uni Eropa (UE), mengikuti tren penurunan utilisasi kapasitas pabrik baja AS dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari American Iron and Steel Institute, negara pemasok baja terbesar ke AS adalah Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Vietnam.
Sementara itu, Kanada tetap menjadi pemasok utama aluminium ke AS, menyumbang 79% dari total impor aluminium selama 11 bulan pertama tahun 2024. Di sisi lain, Meksiko mendominasi pasar skrap aluminium dan paduan aluminium yang masuk ke AS.
Tarif Timbal Balik Jadi Senjata Baru Trump
Selain kebijakan tarif baja dan aluminium, Trump juga menyiapkan langkah tambahan berupa tarif timbal balik. Ia menyebut bahwa kebijakan ini bertujuan memastikan keadilan dalam hubungan perdagangan AS dengan negara lain.
“Saya pertama kali mengungkapkan rencana ini pada Jumat lalu. Tujuannya jelas: memastikan AS mendapat perlakuan yang adil dari negara lain,” ungkapnya.
Trump telah lama mengkritik perbedaan tarif perdagangan antara AS dan negara lain, terutama Eropa. Ia menyoroti tarif 10% Uni Eropa terhadap impor mobil AS yang jauh lebih tinggi dibandingkan tarif AS sebesar 2,5% untuk mobil Eropa.
Namun, disisi lain, AS memberlakukan tarif lebih tinggi untuk kategori lain. Misalnya, impor truk pikap dikenakan tarif 25%, yang menjadi keuntungan besar bagi produsen otomotif AS seperti General Motors, Ford, dan Stellantis.
Menurut data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), tarif rata-rata tertimbang perdagangan AS berada di angka 2,2%. Sebagai perbandingan, India memiliki tarif rata-rata 12%, Brasil 6,7%, Vietnam 5,1%, dan Uni Eropa 2,7%.
Baca juga : Benarkah Kebanyakan Tidur Bisa Membuat Tubuh Lemas? Ini Penjelasannya
Baca juga : Trump Cabut Kewarganegaraan Otomatis bagi Imigran, Apa Dampaknya?
Pewarta : Faja Faradila
Waspada! 6 Penyakit yang Timbul Karena Kebiasaan Malas Bergerak
Lifestyle | 09 Dec 2024 - 12:38 WIB
Hukum & Politik | 11 Mar 2025 - 13:10 WIB
Edu/Tech | 11 Mar 2025 - 13:08 WIB
Financial | 10 Mar 2025 - 11:47 WIB
Internasional | 10 Mar 2025 - 11:45 WIB
Lifestyle | 10 Mar 2025 - 10:02 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB