
Kemenparekraf Menyiapkan Strategi Atasi Bencana Hidrometeorologi di Destinasi Wisata Jelang Libur Nataru
Lifestyle | 13 Nov 2024 - 15:07 WIB
2025-04-24 12:29:18
Jelajah Jawa - Pada Tanggal 24 April 2025 - Pada Kamis pagi, 24 April 2025, masyarakat di wilayah barat laut Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikejutkan oleh getaran gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,9. Gempa yang terjadi pada pukul 10.48 WIB ini sempat membuat sejumlah warga panik, terutama mereka yang berada di wilayah pesisir dan dataran tinggi. Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak di darat, tepatnya sekitar 16 kilometer barat laut Kabupaten Sukabumi, dengan kedalaman yang tergolong dangkal, yaitu hanya 5 kilometer di bawah permukaan tanah.
Guncangan gempa ini terasa cukup kuat di beberapa wilayah, termasuk Palabuhanratu, Cisolok, dan Bayah. Menurut BMKG, gempa ini memiliki intensitas III hingga IV MMI (Modified Mercalli Intensity), yang artinya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Pada skala III MMI, getaran dirasakan seperti ada truk besar melintas di dekat rumah, sementara pada skala IV MMI, getaran dirasakan oleh banyak orang, menyebabkan benda-benda ringan bergoyang, jendela berderik, hingga gerabah bergetar. Beberapa warga yang tengah beraktivitas di rumah dan tempat kerja bahkan sempat berhamburan keluar karena khawatir akan adanya gempa susulan atau kerusakan bangunan.
BMKG menyebutkan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut. Aktivitas sesar darat memang sering menjadi pemicu gempa di kawasan Jawa Barat bagian selatan, yang memang merupakan wilayah yang cukup rawan terhadap aktivitas tektonik. Kendati demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Warga diimbau untuk tetap waspada namun tidak panik, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG maupun pemerintah daerah.
Masyarakat pun banyak yang membagikan pengalaman mereka di media sosial. Sebagian mengaku terkejut dengan getaran mendadak yang terjadi saat mereka sedang beristirahat atau bekerja. "Tiba-tiba saja lantai rumah terasa bergetar. Saya pikir ada truk besar lewat, tapi ternyata gempa," kata Dini, warga Cisolok, melalui akun media sosialnya. Hal senada juga disampaikan oleh Andi, warga Palabuhanratu, yang menyebutkan bahwa beberapa barang di rak sempat bergoyang dan nyaris jatuh. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, pengalaman tersebut cukup membuat warga waspada dan lebih memperhatikan kondisi sekitar setelah kejadian.
BMKG menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan gempa susulan. Namun hingga pukul 11.04 WIB, tidak ditemukan adanya aktivitas seismik lanjutan yang signifikan. BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, mengingat pusat gempa berada di darat dan memiliki magnitudo yang tergolong kecil. Meski begitu, masyarakat tetap disarankan untuk memperhatikan potensi bahaya lain yang mungkin timbul, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan longsor atau berada di lereng-lereng bukit.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan situasi tetap kondusif. Tim cepat tanggap diterjunkan ke lapangan untuk mengecek kondisi infrastruktur dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah yang perlu diambil apabila terjadi gempa susulan. Dalam pernyataan resminya, BPBD menyampaikan bahwa kesiapsiagaan dan ketenangan warga sangat diperlukan agar tidak terjadi kepanikan massal yang bisa memperburuk situasi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada isu-isu hoaks atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia menekankan pentingnya akses informasi dari sumber resmi, seperti aplikasi InfoBMKG, situs resmi BMKG, dan media pemerintah. "Jangan sampai informasi yang tidak benar justru memicu keresahan yang tidak perlu. Kita harus tetap tenang, namun juga waspada," ujarnya dalam konferensi pers singkat di Jakarta.
Peristiwa ini kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana, khususnya di wilayah yang rawan gempa seperti Sukabumi dan sekitarnya. Mitigasi yang baik tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur bangunan yang tahan gempa, tetapi juga edukasi dan kesiapan mental masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Sekolah, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya diharapkan memiliki prosedur evakuasi yang jelas dan latihan berkala agar masyarakat tidak panik saat menghadapi gempa.
Di tengah dinamika alam yang tak terduga, peran pemerintah dan masyarakat harus berjalan seiring dalam menciptakan lingkungan yang tangguh terhadap bencana. Gempa bumi dengan magnitudo kecil seperti yang terjadi di Sukabumi ini memang tidak selalu menimbulkan kerusakan, namun bisa menjadi peringatan dini agar kita selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, diharapkan potensi dampak dari bencana alam dapat diminimalkan.
Baca juga : CapCut Terancam Diblokir, Instagram Luncurkan Edits Sebagai Alternatif
Baca juga : Dugaan Pemerkosaan Turis Asal China di Bali oleh Pengemudi Ojek Pangkalan Usai Malam Tahun Baru
Pewarta : Alam
Kemenparekraf Menyiapkan Strategi Atasi Bencana Hidrometeorologi di Destinasi Wisata Jelang Libur Nataru
Lifestyle | 13 Nov 2024 - 15:07 WIB
Lifestyle | 24 Apr 2025 - 12:29 WIB
Hukum & Politik | 24 Apr 2025 - 10:45 WIB
Financial | 23 Apr 2025 - 13:49 WIB
Internasional | 23 Apr 2025 - 13:37 WIB
Internasional | 23 Apr 2025 - 10:25 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB