
Pengundian Nomor Urut Pilkada Jakarta: Ridwan - Suswono 1, Dharma Pongrekun - Kun Wardhana 2, Pramono - Rano 3
Hukum & Politik | 24 Sep 2024 - 19:45 WIB
2025-07-29 10:13:42
Thailand dan Kamboja akhirnya menyepakati gencatan senjata "segera dan tanpa syarat" yang akan mulai berlaku tengah malam ini, menyusul bentrokan mematikan di wilayah perbatasan kedua negara. Kesepakatan ini dicapai melalui negosiasi intensif yang difasilitasi oleh Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025, menghadirkan harapan baru untuk meredakan konflik yang telah menelan puluhan korban jiwa.
Pertemuan penting tersebut digelar di rumah dinas Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Putrajaya, dan dihadiri oleh pejabat tinggi kedua negara: Pejabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet.
PM Anwar Ibrahim memimpin langsung jalannya perundingan dan mengungkapkan optimisme atas hasil positif yang dicapai. "Kami telah menyaksikan perkembangan dan hasil yang sangat positif. Ini akan menjadi pertanda baik bagi Kamboja dan Thailand," ujarnya dikutip dari Aljazeera.
Anwar juga menegaskan bahwa peran ASEAN bukan hanya simbolis, tetapi nyata dan strategis dalam menjaga perdamaian kawasan.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyambut baik inisiatif perdamaian ini dan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden AS Donald Trump dan pemerintah Tiongkok atas kontribusi diplomatik mereka.
"Kami berharap solusi ini menjadi syarat bagi kemajuan diskusi bilateral, serta dasar bagi de-eskalasi di masa depan," ucapnya sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Phumtham Wechayachai dari Thailand, yang sebelumnya menyuarakan keraguan atas ketulusan Kamboja, menyatakan bahwa gencatan senjata ini akan dilaksanakan dengan itikad baik. "Kami menyetujui gencatan senjata dan percaya bahwa kesepakatan ini bisa menjadi awal dari penyelesaian jangka panjang," ucapnya.
Konflik perbatasan yang meletus sejak Kamis (24/7/2025) telah menyebabkan 35 orang tewas dan lebih dari 270.000 orang mengungsi. Pertempuran sengit terjadi di sejumlah titik panas wilayah sengketa, memicu keprihatinan internasional dan memaksa ASEAN untuk segera turun tangan.
Negosiasi yang dilakukan kali ini dianggap sebagai momen kunci untuk menghentikan eskalasi lebih lanjut, terutama di tengah kekhawatiran akan dampak kemanusiaan yang terus memburuk.
Meski kesepakatan gencatan senjata telah dicapai, banyak pihak menilai proses pemulihan dan rekonsiliasi antara kedua negara masih panjang. Dibutuhkan komitmen politik, pengawasan internasional, dan diplomasi berkelanjutan agar perdamaian ini bisa bertahan dan tidak hanya bersifat sementara.
ASEAN melalui Malaysia dinilai berhasil menunjukkan peran sebagai penjaga stabilitas kawasan, namun pengamat menekankan bahwa solusi jangka panjang harus dibangun atas dasar dialog dan kepercayaan yang terus ditumbuhkan.
Baca juga : Mengapa Investasi ESG Penting bagi Generasi Muda: Memahami Dampak Sosial dan Lingkungan
Baca juga : Usai Keguguran, Kiky Saputri Bagikan Kabar Bahagia tentang Kehamilannya
Pewarta : MRA
Pengundian Nomor Urut Pilkada Jakarta: Ridwan - Suswono 1, Dharma Pongrekun - Kun Wardhana 2, Pramono - Rano 3
Hukum & Politik | 24 Sep 2024 - 19:45 WIB
Edu/Tech | 10 Aug 2025 - 08:32 WIB
Internasional | 09 Aug 2025 - 16:40 WIB
Edu/Tech | 08 Aug 2025 - 10:00 WIB
Lifestyle | 08 Aug 2025 - 09:53 WIB
Lifestyle | 07 Aug 2025 - 18:04 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB