Pemerintah di Bawah Kepemimpinan Prabowo Akan Reformasi Pembelajaran Matematika di SD dan TK
Hukum & Politik | 25 Oct 2024 - 10:02 WIB
2024-10-08 18:53:56
JelajahJawa (08/10) - Selasa lalu (01/10/2024), tercatat di laporan terbaru idxchannel terkait kerugian salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai jumlah Rp1,6 Triliun di semester I-2024. Sementara terdapat berita tersebut, warga X juga menyampaikan pendapat mereka terkait kerugian yang terjadi. Pendapatan BUMN selain dari transaksi yang dilakukan oleh masyarakat saat mereka menggunakan layanan tersebut, juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini dianggap cukup membingungkan karena seharusnya mereka memiliki cashflow yang setidaknya cukup. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan kerugian ini?
Manajemen yang Kurang Efisien
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kerugian BUMN adalah manajemen yang kurang efisien. Beberapa BUMN mengalami masalah manajemen ini, seperti penempatan individu yang tidak kompeten, jabatan yang tidak sesuai, dan adanya unsur politis dalam penentuan posisi. Akibatnya, keputusan yang diambil seringkali tidak bijaksana dan tidak efektif dalam mengelola perusahaan.
Tata Kelola yang Tidak Baik
Tata kelola yang buruk juga menjadi penyebab utama kerugian BUMN. Kementerian keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang menjabat pada periode Susilo Bambang Yudhoyono, telah mengakui bahwa tata kelola manajemen BUMN yang kurang baik adalah salah satu faktor penyebab kerugian. Hal ini mencakup kurangnya transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab yang baik dalam mengelola perusahaan.
Kebijakan yang Tidak Terarah
Beberapa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan manajemen BUMN juga tidak sepenuhnya efektif dalam meningkatkan kinerja perusahaan, Misalnya, Penyertaan Modal Negara (PMN) yang tidak diikuti oleh perubahan manajemen yang signifikan hanya akan menjadi suntikan sementara tanpa membawa dampak jangka panjang.
4. Kurangnya Inovasi
Kurangnya inovasi juga menjadi masalah bagi BUMN. Banyak BUMN yang masih terlalu bergantung pada model bisnis lama dan kurang inovatif dalam menghadapi perubahan pasar dan teknologi. Padahal, dalam era digital seperti sekarang ini, inovasi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan bisnis.
5. Kondisi Ekonomi Global
Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global juga berkontribusi pada kerugian BUMN. Pandemi COVID-19, misalnya, telah mengurangi permintaan dan mengganggu rantai pasokan, yang berdampak pada pendapatan BUMN.
Terlepas dari semua hal yang telah disebutkan, pemerintah dan pihak terkait berujar untuk terus berupaya memperbaiki situasi ini melalui berbagai reformasi manajemen dan peningkatan transparansi serta akuntabilitas. Harapannya, dengan langkah-langkah ini, BUMN dapat kembali bangkit dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.
Keyword: BUMN Rugi, penyebab kerugian BUMN, menteri keuangan.
Baca juga : Angin Segar Bagi Buruh Indonesia, MK Kabulkan Sebagian Gugatan UU Cipta Kerja
Baca juga : 51,7% Masyarakat Indonesia Konsumsi Gorengan, Waspadai Risiko Jantung dan Kanker
Pewarta : Aisyah Asy-Syahidah
Pemerintah di Bawah Kepemimpinan Prabowo Akan Reformasi Pembelajaran Matematika di SD dan TK
Hukum & Politik | 25 Oct 2024 - 10:02 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:12 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 16:03 WIB
Entertainment | 22 Nov 2024 - 15:57 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:35 WIB
Entertainment | 21 Nov 2024 - 14:23 WIB
Financial | 02 Sep 2024 - 11:32 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB