Rahasia di Balik Rujak Cingur, Bukan Asli Surabaya?

2024-12-12 14:49:27

Rahasia di Balik Rujak Cingur, Bukan Asli Surabaya?
Sumber Gambar: opiracatering.com

JelajahJawa (12/12) - Jika mendengar tentang sajian bernama rujak cingur, hal pertama yang biasanya terlintas di benak banyak orang adalah hidangan khas dari Jawa Timur, terutama kota Surabaya. 


Tidak seperti kuliner lain yang bumbunya mudah ditemukan di mana-mana, rujak cingur memiliki keunikan tersendiri karena bahan utamanya yang hanya dapat diperoleh di wilayah Jawa Timur.


Bahkan di beberapa daerah Jawa Timur, sulit menyamai cita rasa otentik rujak cingur khas Surabaya, terutama karena ketersediaan petis yang sesuai. Meskipun hidangan ini cukup populer, banyak orang belum mengetahui kisah di balik asal-usulnya.


Konon Berasal dari Mesir


Diyakini bahwa rujak cingur memiliki perjalanan panjang hingga menjadi makanan khas Surabaya. 


Dikutip dari Pegipegi, pada masa pemerintahan Raja Firaun Hanyokrowati, ketika sang raja sedang merayakan ulang tahunnya, semua juru masak istana diperintahkan untuk menyajikan hidangan istimewa. Sayangnya, tidak ada yang mampu memuaskan selera sang raja.


Hingga akhirnya, seorang pengawal istana mengabarkan bahwa ada seseorang yang ingin menawarkan masakan untuk sang raja. Orang tersebut bernama Abdul Rojak. 


Ia membawa makanan yang dibungkus daun pisang. Setelah diperiksa keamanannya oleh ahli kesehatan istana, Raja pun mencicipinya. Tak disangka, sang raja menikmati makanan tersebut dengan lahap, meski keringat bercucuran akibat pedasnya.


Menyebar hingga Surabaya


Karena berhasil memuaskan Raja, Abdul Rojak menerima hadiah berupa kapal laut dan sebidang tanah, serta diangkat menjadi juru masak kerajaan. 


Namun, ia menolak sebagian hadiah dan hanya memilih kapal lautnya. Dengan kapal tersebut, ia mengembara hingga tiba di Tanjung Perak, Surabaya pada masa perdagangan. Di tempat inilah ia mulai menyebarkan resep masakan tersebut.


Dari Cingur Onta ke Cingur Sapi


Karena sulit menemukan cingur onta, Abdul Rojak menggantinya dengan cingur sapi. Selain itu, beberapa bumbu asli juga disesuaikan dengan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan. 


Hasilnya, hidangan ini tetap disukai karena cita rasanya yang unik dan lezat. Nama "rujak" sendiri diduga berasal dari nama "Rojak," sementara "cingur" merujuk pada salah satu bahan utamanya.


Menurut Wikipedia, "cingur" berarti "mulut," yang merujuk pada bagian moncong sapi yang telah direbus dan dibersihkan, sehingga menjadi bahan utama dari hidangan rujak cingur.

Baca juga : ARMY Merapat, BTS Pop-Up : Space Of BTS Ada di Jakarta!

Baca juga : Tuai Pro dan Kontra Usulan Polri di Bawah Kemendagri

Pewarta : Norma Desvia

Bagikan Artikel Ini

Bagaimana Menurutmu?

0
0
0
0
0
0
0

Berita Lainnya

Document