Google Maps Ubah Nama Teluk Meksiko, Apa Alasan di Baliknya?

2025-01-28 22:23:00

Google Maps Ubah Nama Teluk Meksiko, Apa Alasan di Baliknya?
Sumber Gambar: detik.com

JelajahJawa (28/1/2025) — Google Maps akan segera memperbarui penamaannya, mengubah “Teluk Meksiko” menjadi “Teluk Amerika” untuk pengguna di Amerika Serikat. Perubahan ini mengikuti keputusan resmi yang diambil oleh Departemen Dalam Negeri AS, serta memutuskan untuk mengembalikan nama Gunung McKinley menjadi nama aslinya setelah diubah menjadi Denali pada tahun 2015. 


Keputusan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kebijakan yang diumumkan oleh pemerintah AS dengan tujuan untuk memperbaiki penamaan geografis yang dianggap lebih mencerminkan identitas wilayah tersebut.


Perubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika ini akan berlaku di Google Maps untuk wilayah AS, sementara di Meksiko, nama “Teluk Meksiko” tetap dipertahankan. Di luar kedua negara tersebut, pengguna akan melihat kedua nama tersebut tertera di peta. 


Google berkomitmen untuk mengikuti konvensi pelabelan berbasis lokasi, yang telah diterapkan pada beberapa lokasi lain yang mengalami sengketa penamaan, seperti perairan yang berbatasan antara Jepang dan Korea Selatan yang ditandai sebagai “Laut Jepang (Laut Timur)” di luar kedua negara tersebut.


Perubahan ini bukan pertama kalinya, Google Maps mengubah penamaan geografis karena tekanan politik dan budaya. Pada tahun 2012, Iran sempat mengancam tindakan hukum terhadap Google setelah perusahaan tersebut menghapus istilah “Teluk Persia” dari peta dan tidak memberi nama pada jalur air yang memisahkan Iran dan Semenanjung Arab. Setelah itu, Google menambahkan label “Teluk Persia (Teluk Arab)” di peta untuk mencerminkan perselisihan nama tersebut.


Dengan perubahan terbaru ini, Google Maps menunjukkan bagaimana dinamika politik dan budaya dapat memengaruhi representasi geografis di dunia maya. 


Meskipun perubahan ini dapat memicu perdebatan, Google berusaha menyesuaikan penamaannya dengan kebijakan lokal, menjaga keseimbangan antara konsistensi global dan sensitivitas budaya di berbagai belahan dunia.

Baca juga : Didi Setiadi Akui Sebagai Ayah Natasha Wilona Setelah 20 Tahun

Baca juga : Apa Itu Gen Beta? Kenali Karakteristiknya

Pewarta : Faja Faradila

Bagikan Artikel Ini

Bagaimana Menurutmu?

0
0
0
0
0
0
0

Berita Lainnya

Document