
Mengenal Sejarah Istilah Imlek dan Perubahannya di Indonesia
Lifestyle | 28 Jan 2025 - 22:41 WIB
2025-04-10 11:52:28
Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan geliat positif setelah sebelumnya sempat tertekan oleh ketidakpastian global. Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menunda penerapan tarif impor terhadap sejumlah produk asal Tiongkok, langsung disambut antusias oleh para pelaku pasar. Sentimen positif tersebut tercermin dari lonjakan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat sebesar 4,47 persen dalam satu hari perdagangan.
Langkah Trump tersebut menjadi angin segar bagi bursa global, termasuk Indonesia, yang selama beberapa bulan terakhir berada dalam tekanan akibat perang dagang AS-Tiongkok yang tak kunjung usai. Penundaan tarif ini menandakan adanya peluang kompromi dan negosiasi lanjutan antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut, yang sebelumnya terlibat dalam aksi saling balas menaikkan tarif barang impor.
IHSG Melesat, Kapitalisasi Pasar Menguat
Lonjakan IHSG hingga menyentuh level 6.400-an menjadi indikasi kuat bahwa pasar langsung merespons kabar penundaan tarif dengan optimisme. Tak hanya IHSG, seluruh sektor juga menunjukkan performa positif. Sektor-sektor seperti manufaktur, keuangan, dan komoditas menjadi pendorong utama kenaikan indeks. Saham-saham blue chip seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Astra International (ASII) mencatatkan kenaikan signifikan.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasi pasar mengalami peningkatan tajam dalam sehari, mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas jangka pendek ekonomi global, khususnya di kawasan Asia.
Analis pasar dari PT XYZ Sekuritas, Rina Andriani, menjelaskan bahwa penguatan IHSG tidak lepas dari sentimen global yang kembali membaik. “Keputusan Trump menunda tarif memberikan sinyal bahwa ada ruang untuk dialog lebih lanjut, dan ini memberi ketenangan bagi pelaku pasar. Investor asing kembali masuk ke pasar Indonesia karena melihat potensi jangka pendek yang menjanjikan,” ujarnya.
Sentimen Global Membawa Angin Segar
Penundaan tarif oleh pemerintah AS sebenarnya hanya bersifat sementara, namun pasar menafsirkan hal ini sebagai sinyal positif bahwa ketegangan perang dagang mulai mereda. Sebelumnya, Trump mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif sebesar 10 persen terhadap produk elektronik, pakaian, dan mainan dari Tiongkok. Namun, dalam pernyataan terbarunya, beberapa produk akan dikecualikan dari tarif tambahan hingga Desember mendatang.
Langkah ini disebut-sebut untuk menghindari dampak negatif terhadap konsumen AS menjelang musim belanja akhir tahun. Namun di sisi lain, ini juga memberi ruang negosiasi lebih luas bagi kedua belah pihak sebelum tarif diberlakukan secara penuh.
Investor Asing Kembali Masuk
Lonjakan IHSG juga ditopang oleh aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Dalam satu hari perdagangan, tercatat dana asing bersih (net buy) mencapai triliunan rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa investor global mulai kembali percaya terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, terutama dengan inflasi yang terjaga, cadangan devisa yang stabil, serta fundamental emiten yang masih cukup kuat.
Pengamat pasar modal, Dimas Prasetyo, menyebut bahwa aksi beli asing juga dipicu oleh valuasi saham di Indonesia yang masih tergolong murah dibandingkan negara tetangga. “Indonesia saat ini menawarkan yield dan pertumbuhan yang menarik, apalagi jika tensi global mereda. Ini kesempatan emas bagi investor jangka panjang,” jelasnya.
Tantangan Masih Mengintai
Meski pasar merespons positif penundaan tarif ini, para pelaku pasar tetap dihimbau untuk bersikap hati-hati. Penundaan tarif hanya bersifat sementara dan masih sangat bergantung pada hasil negosiasi antara AS dan Tiongkok. Jika pembicaraan kembali buntu, bukan tidak mungkin Trump akan mengaktifkan kembali kebijakan tarifnya yang agresif.
Di sisi lain, kondisi ekonomi domestik juga perlu terus diperhatikan. Fluktuasi harga komoditas global, nilai tukar rupiah, serta kondisi politik dalam negeri menjelang pemilihan daerah dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Keputusan Presiden Donald Trump untuk menunda penerapan tarif impor terhadap Tiongkok membawa angin segar bagi pasar global, termasuk Indonesia. IHSG yang melonjak 4,47 persen menjadi bukti nyata bagaimana sentimen global dapat mempengaruhi pasar domestik secara instan. Meski demikian, investor tetap perlu waspada terhadap dinamika politik dan ekonomi global yang masih sangat cair.
Ke depan, arah kebijakan ekonomi dari dua negara adidaya ini akan terus menjadi sorotan utama pasar. Bila ketegangan perang dagang benar-benar mereda, bukan tidak mungkin IHSG akan kembali menembus level tertingginya dan membawa optimisme baru bagi perekonomian nasional.
Baca juga : Nadin Amizah Kecewa dengan Konsultasi Kesehatan Online yang Tidak Profesional
Baca juga : Ranking FIFA: Indonesia Diprediksi Tembus Urutan ke-123!
Pewarta : Hamzah
Mengenal Sejarah Istilah Imlek dan Perubahannya di Indonesia
Lifestyle | 28 Jan 2025 - 22:41 WIB
Entertainment | 11 Jul 2025 - 07:43 WIB
Hukum & Politik | 11 Jul 2025 - 07:37 WIB
Edu/Tech | 10 Jul 2025 - 09:00 WIB
Edu/Tech | 10 Jul 2025 - 08:55 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 17:55 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB