
12 November Hari Kesehatan Nasional (HKN): Begini Sejarahnya di Indonesia
Lifestyle | 12 Nov 2024 - 13:51 WIB
2025-05-14 12:57:21
Jelajah Jawa - Pada Tanggal 14 Mei 2025 - Timnas Indonesia kembali menjadi sorotan dunia sepak bola internasional setelah menerima sanksi dari FIFA akibat pelanggaran yang terjadi pada laga kontra Bahrain di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam laga yang berlangsung pada Maret 2025 lalu, suporter Indonesia dinilai melakukan tindakan diskriminatif, yang melanggar Pasal 13 dan 15 Kode Disiplin FIFA. Akibatnya, FIFA menjatuhkan dua sanksi sekaligus kepada Indonesia: denda sebesar 25.000 franc Swiss atau setara lebih dari Rp400 juta, serta pengurangan kapasitas penonton sebesar 15% pada pertandingan kandang berikutnya.
Pertandingan kandang yang dimaksud adalah saat Timnas Indonesia menjamu China pada 5 Juni 2025 mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Dengan pengurangan kapasitas penonton sebanyak 15%, maka dari total kapasitas sekitar 76.000 penonton, sekitar 11.500 kursi harus dikosongkan. Hal ini dinilai sebagai kerugian besar bagi Timnas Indonesia, mengingat peran suporter sebagai pemain ke-12 yang kerap memberikan dorongan moral sangat besar dalam laga-laga kandang, terlebih melawan tim kuat seperti China.
Media-media asal China, seperti Sohu dan 163.com, langsung menyoroti keputusan FIFA tersebut. Mereka menyebut bahwa sanksi kepada Indonesia membuka peluang besar bagi Timnas China untuk mencuri kemenangan di Jakarta. Dalam laporan mereka, media China menyebut bahwa "atmosfer panas SUGBK akan sedikit reda" akibat pengurangan jumlah penonton, yang tentu menguntungkan tim tamu. Beberapa analis juga menilai bahwa kondisi psikologis pemain Indonesia bisa terganggu akibat tekanan sanksi dan perhatian publik, serta atmosfer stadion yang tidak setotal biasanya.
Masalah tidak berhenti sampai di situ. Dua pemain penting Timnas Indonesia, yakni kiper naturalisasi Maarten Paes dan gelandang kreatif Marselino Ferdinan, dipastikan absen pada laga melawan China. Keduanya terkena sanksi akumulasi kartu kuning yang mengharuskan mereka menjalani larangan bermain satu laga. Absennya dua sosok penting ini menambah tantangan bagi pelatih Shin Tae-yong, yang harus menyusun strategi tanpa beberapa pilar utama. Maarten Paes dikenal sebagai tembok kokoh di bawah mistar, sementara Marselino kerap menjadi motor serangan dan kreator peluang di lini tengah.
Dengan berbagai tekanan tersebut, kekhawatiran akan hasil pertandingan melawan China semakin besar. Apalagi, Timnas China saat ini sedang dalam tren positif dan dipenuhi pemain berpengalaman. Pelatih mereka, Branko Ivankovic, dikenal sebagai sosok yang disiplin dan piawai dalam membaca kelemahan lawan. Ia diyakini akan memanfaatkan situasi di kubu Indonesia untuk mengambil tiga poin penuh demi memperbesar peluang lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski demikian, PSSI memastikan akan mematuhi semua sanksi FIFA dan berkomitmen untuk memperbaiki keamanan serta perilaku penonton di masa depan. Dalam keterangan resminya, PSSI menyatakan telah menerima surat keputusan FIFA dan segera berkoordinasi dengan pihak keamanan serta panitia pelaksana pertandingan untuk memastikan laga Indonesia vs China berjalan lancar dan tanpa pelanggaran serupa. Mereka juga mengimbau kepada seluruh pendukung Timnas untuk tetap menjaga sportivitas dan tidak mengulangi tindakan-tindakan yang dapat merugikan tim nasional.
Masyarakat dan pendukung setia Garuda pun diharapkan tetap memberikan dukungan, meskipun sebagian besar hanya bisa menyaksikan dari rumah. Kehadiran mereka di dunia maya maupun dalam bentuk dukungan moral di media sosial dan forum-forum daring tetap menjadi kekuatan tersendiri bagi pemain. Timnas Indonesia sendiri tentu tidak ingin kehilangan muka di kandang, terlebih setelah menunjukkan peningkatan performa dalam beberapa tahun terakhir di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Laga melawan China akan menjadi penentu penting bagi peluang Indonesia untuk melaju ke babak selanjutnya. Dengan mengumpulkan empat poin dari empat laga, posisi Indonesia belum aman. Kemenangan atas China sangat dibutuhkan untuk menjaga asa lolos ke babak ketiga. Sebaliknya, kekalahan bisa membuat posisi Indonesia tergeser oleh pesaing-pesaing lain di grup.
Dalam kondisi tertekan seperti ini, semangat juang para pemain akan sangat diuji. Pengalaman menghadapi tekanan dari luar lapangan harus bisa dijadikan motivasi, bukan hambatan. Jika mampu mengelola situasi dengan baik dan tetap fokus pada permainan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa membalikkan ekspektasi dan meraih hasil positif meskipun tanpa dua pemain kunci dan dengan jumlah suporter yang terbatas.
Sanksi FIFA terhadap Indonesia memang menjadi pukulan berat, namun juga bisa menjadi titik balik untuk perbaikan sistem pengamanan pertandingan dan pembinaan suporter. Ke depannya, diharapkan seluruh elemen sepak bola nasional bisa bersinergi demi menjaga nama baik Indonesia di kancah internasional dan memastikan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Baca juga : Waspada! 6 Penyakit yang Timbul Karena Kebiasaan Malas Bergerak
Baca juga : Demo Mahasiswa di Depan Istana: PPN 12 Persen Bukan Solusi
Pewarta : Alam
12 November Hari Kesehatan Nasional (HKN): Begini Sejarahnya di Indonesia
Lifestyle | 12 Nov 2024 - 13:51 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 17:55 WIB
Hukum & Politik | 28 May 2025 - 17:17 WIB
Internasional | 28 May 2025 - 16:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:59 WIB
Hukum & Politik | 27 May 2025 - 13:27 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB