
Masih Muda Jangan Sampai Cuci Darah, Yuk Terapkan Pola Hidup Sehat!
Lifestyle | 25 Nov 2024 - 11:26 WIB
2025-07-28 15:26:34
Fenomena Rojali (Rombongan Jarang Membeli) dan Rohana (Rombongan Hanya Tanya dan Lihat-Lihat) tengah menjadi sorotan publik karena dinilai ikut berkontribusi terhadap menurunnya omzet pusat perbelanjaan di Indonesia. Istilah ini merujuk pada para pengunjung mal yang datang beramai-ramai hanya untuk jalan-jalan atau bertanya-tanya tanpa melakukan transaksi pembelian.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja, menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya sudah terjadi sejak masa pasca pandemi Covid-19. Saat itu, masyarakat merindukan interaksi sosial secara langsung setelah lama terkurung oleh pembatasan kegiatan. Mal pun menjadi tempat pelarian yang ideal—bukan hanya sebagai tempat belanja, tetapi juga sebagai ruang hiburan, makan bersama, hingga edukasi.
“Waktu itu masyarakat perlu tempat bertemu dengan teman secara langsung setelah hanya bisa dilakukan secara daring pada saat pandemi,” jelas Alphonsus dalam dialog bersama RRI Pro 3, Minggu (27/7/2025).
Alphonsus membagi pengunjung yang tergolong Rojali dan Rohana ke dalam dua kelompok besar berdasarkan latar belakang ekonomi mereka:
Kelompok pertama, berasal dari masyarakat menengah ke bawah. Mereka sebenarnya memiliki kebutuhan untuk berbelanja, namun harus menahan pengeluaran karena keterbatasan dana. Hanya pengeluaran penting yang mereka prioritaskan.
Kelompok kedua, berasal dari kalangan menengah ke atas. Meski secara ekonomi mampu, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang karena situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, baik secara lokal maupun global.
Tren ini tentu membawa dampak nyata bagi para penyewa gerai di pusat perbelanjaan. Jika jumlah Rojali dan Rohana terus mendominasi, maka akan terjadi penurunan transaksi yang signifikan, memengaruhi omzet tenant, dan berpotensi menyebabkan kesulitan dalam pembayaran sewa gerai. Beberapa bahkan bisa terpaksa gulung tikar.
Meskipun e-commerce dianggap menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berbelanja, Alphonsus menyatakan bahwa mal dan toko daring sebenarnya bukan musuh. “Kita tidak menganggap online shop sebagai ancaman. Mal harus tetap bersaing dengan kreativitas,” ujarnya.
Sebagai solusi, APPBI mendorong para tenant untuk lebih inovatif dalam menawarkan pengalaman berbelanja. Misalnya melalui kuis berhadiah, permainan interaktif, hingga aktivitas yang memberikan nilai tambah agar pengunjung tertarik bertransaksi.
Meski tren Rojali dan Rohana cukup mengkhawatirkan, Alphonsus tetap optimistis. Ia meyakini bahwa upaya pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat akan membalikkan situasi ini.
“Kami yakin upaya pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi membuat masyarakat menengah atas lebih yakin membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan lain. Selama ini mereka berhati-hati mengeluarkan uang dan lebih untuk investasi,” tutupnya.
Baca juga : Kelakuan di Luar Nalar Eks Kapolres Ngada: Seorang Polisi yang Cabuli Anak dan Jual Videonya
Baca juga : Rutin Makan Alpukat? Ini 5 Manfaat Luar Biasa bagi Kesehatan
Pewarta : MRA
Masih Muda Jangan Sampai Cuci Darah, Yuk Terapkan Pola Hidup Sehat!
Lifestyle | 25 Nov 2024 - 11:26 WIB
Edu/Tech | 28 Jul 2025 - 15:33 WIB
Lifestyle | 28 Jul 2025 - 15:26 WIB
Edu/Tech | 26 Jul 2025 - 20:26 WIB
Internasional | 26 Jul 2025 - 20:20 WIB
Internasional | 26 Jul 2025 - 20:15 WIB
Internasional | 02 Sep 2024 - 11:55 WIB
Lifestyle | 04 Sep 2024 - 19:37 WIB
Entertainment | 04 Sep 2024 - 20:18 WIB
Entertainment | 05 Sep 2024 - 18:43 WIB