Mengungkap Fenomena Api Biru

2024-12-11 12:41:14

Mengungkap Fenomena Api Biru
Sumber Gambar: Good News From Indonesia

JelajahJawa (11/12) — Api biru adalah fenomena alam yang terjadi akibat pembakaran gas sulfur (belerang) yang keluar dari celah-celah tanah vulkanik. Ketika gas belerang bersentuhan dengan oksigen di udara pada suhu tinggi, mencapai lebih dari 600 derajat Celsius, terjadilah pembakaran yang menghasilkan nyala api berwarna biru. Fenomena ini terlihat sangat jelas dalam kegelapan, menciptakan pemandangan spektakuler yang sering dianggap ajaib oleh para pengamat.


Api biru bukanlah api dalam arti tradisional seperti yang biasa terlihat saat membakar kayu atau bahan bakar fosil. Fenomena ini lebih merupakan hasil dari reaksi kimia antara gas sulfur yang mudah terbakar dengan oksigen di udara. Ketika belerang meleleh akibat suhu tinggi, gasnya mengalir di sepanjang lereng sebelum terbakar, menghasilkan nyala api biru terang yang mengalir seperti aliran lava.


Fenomena ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens dan adanya kandungan sulfur yang melimpah di kawasan tersebut. Namun, gas belerang yang menjadi sumber fenomena ini juga bersifat toksik, sehingga pengamatan langsung memerlukan kewaspadaan tinggi.


Tak banyak yang tahu, fenomena api biru ini hanya dapat ditemukan di dua tempat di dunia, dan salah satunya berada di Indonesia. Dikutip dari CNBC Indonesia, fenomena api biru di Indonesia dapat ditemukan di Gunung Ijen, Jawa Timur, sedangkan satu lagi terletak di Islandia.


Gunung Ijen adalah salah satu gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, tepatnya di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.443 mdpl. Gunung Ijen terkenal karena memiliki kawah belerang terbesar di dunia, yaitu Kawah Ijen, yang menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.


Kawah Ijen memiliki luas sekitar 20 kilometer persegi dengan kedalaman mencapai 200 meter. Di dalam kawah ini terdapat danau asam berwarna hijau kebiruan yang mengandung asam sulfat dengan tingkat keasaman (pH) mendekati nol. 


Kandungan ini menjadikan air kawah sangat korosif, sehingga hanya bisa diamati dari jarak aman. Selain itu, gunung ini juga menjadi lokasi aktivitas penambangan belerang yang masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat setempat. Para penambang bekerja keras mengangkut belerang dari dasar kawah dengan alat sederhana dan membawa hasil tambangnya ke lereng gunung untuk dijual.


Fenomena api biru di Kawah Ijen pertama kali ditemukan oleh masyarakat setempat pada dekade 1950-an. Gunung Ijen terakhir kali meletus pada tahun 1999, namun tetap menyimpan pesona melalui kawah yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang datang, terutama pada jam 02.00-04.00 WIB.


Fenomena api biru sangat langka dan hanya dapat ditemukan di beberapa lokasi di dunia, khususnya di kawasan vulkanik yang memiliki kandungan sulfur tinggi. Hal ini membuatnya menjadi salah satu keajaiban alam yang unik dan sangat diminati untuk diteliti serta dijadikan objek wisata.

Berita Lainnya

Document